Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang dzalim". (Asy Syuura, 42:40).
Lebih berat mana meminta maaf atau memberi maaf? Allah maha mengetahui dalam situasi tertentu orang akan lebih sulit memberi maaf. Meminta maaf perkara mudah, tapi memberi maaf perkara sulit. Maka perintah dari Allah kepada siapa pun agar jadi pemaaf bukan peminta maaf.
"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh." (Al A'raaf, 7:199).
Sebuah penelitian menyimpulkan mereka yang sanggup memberikan maaf memiliki kesehatan lahir dan batin lebih baik dari pada orang yang tidak suka memberi maaf. Secara fisik, mereka yang sebelumnya memiliki penyakit turunan depresi, seperti sakit punggung, insomnia, dan nyeri lambung, merasa lebih baik ketika mereka berusaha memberi maaf kepada orang lain.
Memaafkan menunjukkan ketinggian moral seseorang. Memberi maaf akan menghilangkan hal-hal negatif yang timbul oleh kamarahan. Memaafkan adalah hal yang dicintai Tuhan.
Apakah mudah memberi maaf kepada orang yang sudah bertahun-tahun menghujat dan membenci mu? Apakah mudah memberi maaf kepada orang yang sudah mencelakakan mu? Apakah mudah memaafkan kesalahan orang yang membuat kehidupan keluarga mu hancur? Apakah mudah memaafkan orang yang sudah membuat karir mu jatuh? Apakah mudah memaafkan kepada orang yang sudah membunuh anggota keluarga mu?
Secara psikologis pemberi maaf adalah orang yang sudah berada pada posisi beruntung. Pada posisi menguntungkan orang bisa lupa diri. Para peminta maaf berada dalam posisi lemah karena dia sudah mengakui diri sebagai pemilik kesalahan.
Orang yang sudah sadar mengakui kesalahan akan dengan sukarela meminta maaf. Hal yang diharapkan dari semua orang adalah diberi maaf dari kesalahannya. Memberi lebih baik dari meminta. Maka Allah memerintahkan untuk memberi maaf. Karakter pemberi maaf sepanjang hidupnya selalu menebar kedamaian, sebagaimana Nabi Muhammad mengajarkannya.
Perintah Allah kepada manusia menjadi pemaaf, karena posisi yang berbahaya adalah ketika sudah pada posisi beruntung lalu dinodai dengan menjadi orang dzalim dan bodoh dengan bersikap sombong dan angkuh, karena tidak memberi maaf pada kesalahan orang.
Orang terbaik menurut Allah adalah pemberi maaf bukan peminta maaf. Para pemberi maaf tidak memberi maaf ketika diminta, tetapi sudah memberi maaf tanpa harus ada permintaan maaf. Karakter orang-orang pemberi maaf adalah membalas prilaku buruk orang lain dengan kebaikan.
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia". (Fushshilat, 41:34).
Orang-orang pemaaf akan terhindar dari perbuatan-perbuatan buruk karena selalu merespon prilaku atau kejadian buruk dengan sikap yang baik. Sikap terbaik dalam merespon prilaku dan kejadian buruk adalah membalas dengan kebaikan, praktek sederhana tapi dicintai Allah adalah memberi maaf.***