Saturday, November 22, 2025

CIRI ORANG SHALAT BALAS KEBURUKAN DENGAN KEBAIKAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Ciri orang shalat pola pikirnya berubah, tidak lagi membalas keburukan dengan keburukan, dia membalas keburukan dengan kebaikan. Orang shalat cara berpikirnya mengikuti petunjuk Al Quran. Berikut pedoman logika berpikir orang yang memahami shalat dari Al Quran.

Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (Ar Ra'd, 13:22).

Dalam ayat ini, konsep shalat berdekatan hubungannya dengan sedekah sebagai bentuk prilaku menolak kejahatan dengan kebaikan. Sedekah adalah pemberian tanpa berharap imbalan dari manusia menjadi cara orang shalat untuk menolak keburukan.

Jadi ciri orang yang mendirikan shalat praktek fisiknya suka sedekah, sedangkan menolak kejahatan dengan kebaikan adalah pola pikirnya. Sedekah adalah praktek menolak kejahatan dengan kebaikan yang dilakukan orang-orang shalat. 

Pola pikir ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw. Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah itu dapat menolak 70 jenis bala (bencana) dan sedekah itu dapat menolak kematian yang buruk." (HR. Tabrani).

Jika diperhatikan secara mendalam sabda Nabi Muhammad saw tentang sedekah memiliki pola logika berpikir seperti yang dijelaskan di dalam Al Quran. Hal ini tidak mengherankan tapi memperkuat keyakinan bahwa ucapan Nabi Muhammad saw tidak pernah keluar dari perkataan Al Quran. 

Jika saja shalat dipahami bersumber pola logika yang terdapat pada Al Quran, shalat benar-benar akan jadi penyejahtera kehidupan bagi yang mengamalkannya. Kekurangan selama ini adalah shalat dipahami sebatas gerakan ritual rukuk sujud saja, tanpa memahami pola-pola pikir dan karakter yang harus dimiliki oleh orang-orang shalat.

Jika saja semua umat Muslim sepakat menjadi Al Quran sebagai petunjuk berpikir, maka sebagaimana perintah Allah di dalam Al Quran, umat Islam yang jumlahnya sekarang 2,0 Miliar akan bersatu membangun kekuatan untuk mendamaikan dan menyejahterakan kehidupan dunia. 

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imran, 3:103).

Friday, November 21, 2025

TIDAK ADA ORANG SUKSES KARENA ORANG LAIN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Faktor penyebab kesuksesan semuanya bersumber dari diri sendiri. Tidak ada orang sukses karena orang lain. Maka jangan pernah menggantungkan diri pada orang lain. Kemandirian menjadi kunci pokok pendidikan karakter.

Allah mengabarkan di dalam Al Quran, kunci keberhasilan dimulai dari diri sendiri. Kunci ini sudah menjadi ketetapan bagi siapa saja ingin hidup sukses. Logikanya bisa dipahami di dari Al Quran.

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (Ar ra'd, 13:11).

Pangkal kesuksesan berawal dari kesadaran diri untuk berani melakukan perubahan apa yang ada pada diri sendiri. Buku-buku biografi orang sukses selalu mengambarkan karakter unggul yang dimilikinya. Pribadi-pribadi unggul dimiliki oleh tokoh-tokoh sukses diberbagai belahan dunia.

Pribadi-pribadi unggul dimulai dengan keberanian keluar dari zona nyaman dengan mencoba hal-hal baru yang bisa membawa pada kehidupan lebih baik. Pribadi-pribadi unggul selalu punya tujuan hidup yang jelas di masa depan. Banyak orang-orang miskin menjadi orang kaya karena dendam pada kemiskinan.

Nabi Muhammad saw dikenal sebagai pribadi tangguh. Ujian-ujian berat dalam hidup Nabi Muhammad dilalui sejak dalam kandungan. Terlahir yatim piatu, mendapat lecehan, cemoohan, dan ancaman kematian. Semua dihadapi hingga Nabi Muhammad saw dikenal sebagai tokoh nomor satu paling berpengaruh di dunia. 

Beriman kepada Tuhan pada prinsipnya melatih diri menjadi manusia-manusia berkepribadian mandiri. Ajaran-ajaran Allah dalam agama Islam sebenarnya melatih manusia agar tidak tergantung pada manusia lain. Di dalam ajaran Islam tidak ada satu ajaranpun yang mengajarkan manusia untuk jadi peminta-minta.

Manusia terbaik adalah manusia yang paling baik perbuatannya dan bermanfaat bagi orang lain. "Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya." (Al Khafi, 18:7).

Dalam sebuah buku berjudul "Berani Berubah" untuk sukses kita perlu pengembangan diri mendorong keluar dari zona nyaman demi meraih kehidupan lebih baik. Untuk sukses kita harus bangun kesadaran diri, menerima kelebihan dan kekurangan, membangun mental tangguh melalui pola pikir positif dan mengelola stres. Selain itu, kita harus pandai memotviasi diri, menetapkan tujuan yang jelas, dan mencari dukungan untuk menghadapi tantangan dalam proses perubahan.

Untuk itulah, di dalam dunia pendidikan, murid-murid diajarkan untuk bertahan hidup dalam segala kondisi. Mengelola masalah menjadi peluang untuk menemukan inovasi cara bertahan hidup yang lebih baik. Berbagai keterampilan hidup diajarkan sesuai dengan kondisi zaman yang dihadapi.

Ilmu-ilmu keterampilan hidup diajarkan, digunakan untuk mendapatkan penghasilan, kemudian diinvestasikan untuk menjaga kelangsungan hidup dalam jangka panjang. Kesabaran, keuleten, ketekunan, diajarkan melalui program-program bermanfaat bagi orang lain. Pola pikir positif dilatihkan dengan membangun keyakinan dan harapan kepada Tuhan melalui ibadah ritual dan doa. 

Kesimpulannya, tidak ada orang sukses karena orang lain, tapi karena orang itu sangat tergantung dan taat pada Tuhannya. Orang-orang yang taat pada Tuhannya adalah dia yang jika mau sukses tidak mengandalkan orang lain, tapi mengandalkan dirinya dengan memohon pertolongan pada Allah hingga semua makhluk di langit dan bumi membatu dirinya.*** 

 

Sunday, November 16, 2025

SHALAT PEMBERKAH TEMPAT TINGGAL

Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Berdasarkan pengalaman melaksanakan program shalat dhuha 12 rakaat setiap hari di sekolah, lingkungan sekolah berubah menjadi tempat aman dan nyaman. Rasa kekeluargaan terbangun dengan penuh rasa hormat antar sesama guru, murid, dan orang tua. Prestasi murid meningkat dan sekolah terlindungi dari berbagai fitnah.

Rumah, sekolah, kampus, kantor, negara, jika penduduknya menjadikan shalat sebagai karakter, maka tempat itu akan berubah dari tempat yang tidak produktif menjadi tempat produktif dan mensejahterakan semua orang. Shalat merupakan program pendidikan karakter dari Allah yang bisa berdampak ke semua aspek kehidupan.


Dimanapun berada, dimanapun tempat kita tempati, shalat adalah pemberkah tempat kita berada. Kita dapat saksikan, bagaimana Mekah yang dulu gurun tandus dan kering, kini menjadi tempat yang subur makmur. Jika kita berada di Mekah, segala makanan ada di Mekah.

Mekah kini menjadi tempat berkumpulnya manusia dari seluruh dunia. Setiap tahun gelombang manusia terus mengalun tidak berhenti untuk melaksanakan haji dan umrah.

Kemakmuran mekah tidak ada yang bisa menandingi. Orang-orang berdatangan ke Mekah tanpa ada ajakan atau promosi dari pemerintah Arab Saudi. Setiap hati orang Islam di seluruh dunia selalu merindukan kembali ke Mekah.

Mengapa Mekah dari yang tandus berubah menjadi tempat yang subur makmur? Jika anda pergi ke Mekah jutaan manusia setiap waktu shalat terlihat masuk dan keluar masjid. Shalat berjamaah jutaam manusia setiap hari tiada henti. Inilah rahasia kenapa Mekah dan Madinah menjadi tempat yang diberkahi Allah.

 "Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (Ibrahim, 14:37).

Dibalik lembah yang tidak punya tanam-tanaman kini berubah menjadi tempat yang dipenuhi dengan makanan, setelah tempat itu menjadi tempat didirikannya shalat. Jadi poisisi shalat di sini menjadi pemberkah tempat tinggal.

Maka bagi muslim-muslim yang taat pada Allah dengan konsisten melaksanakan shalat tidak ada kata hidup miskin di jalan iman kepada Allah. Jika shalat dilaksanakan berjamaah setiap hari permberkahannya lebih dahsyat.  

Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman". (Yunus, 10:87).

Bagi orang berakal sehat, shalat bukan kewajiban tapi cara hidup agar selalu diberkahi Allah. Shalat menjadi karakter setiap orang beriman kepada Allah. Rugi besar jika tidak shalat karena shalat jadi sebab keberkahan setiap rumah yang kita tempati.  Teori dan faktanya sudah terbukti hingga sekarang Mekah jadi tempat diberkahi karena aktivitas shalat. Sekolah, kampus, kantor, negara, jika ingin sejahtera aktivitas shalat harus jadi gerakan bersama. Wallahu’alam.


Friday, November 14, 2025

TIDAK SHALAT KAFIR

Oleh Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Di dalam hadis Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya amal pertama yang akan dihisab dari seorang hamba pada Hari Kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya. Jika shalatnya rusak, maka rusak pula seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i).

Atas dasar inilah, para ulama mengajarkan bahwa shalat adalah ibadah paling penting dalam Islam. Dasar para ulama bersumber pada hadis Nabi Muhammad saw. Para ulama mengajarkan shalat sebagai ibadah paling penting didasari keterangan yang benar bersumber keterangan hadis. Inilah logika berpikir para ulama.

Pedoman Nabi Muhammad dalam berpendapat dipastikan wahyu Al Quran. Maka untuk memperkuat hadis Nabi Muhammad saw, ada kisah di dalam Al Quran yang dapat kita renungkan. 


“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (Al Baqarah, 2:34).

Al Quran mengabarkan, Allah telah memerintahkan kepada malaikat untuk sujud kepada Adam, maka malaikat sujud kecuali iblis. Maka Iblis tergolong orang-orang yang tidak mau sujud, maka dia termasuk orang-orang kafir. Tanda dari orang kafir adalah tidak mau sujud sesuai perintah Allah.

Peristiwa dalam Al Baqarah ayat 34 kita kaitkan dengan shalat. Shalat merupakan perintah Allah, didalamnya ada gerakan sujud. Jika dihubungkan dengan kisah Al Baqarah ayat 34, di situ ada yang tidak mau sujud yaitu iblis. Kemudian Allah memberi katergori iblis sebagai golongan dari orang-orang kafir.  

Atas dasar inilah, Nabi Muhammad saw, dan para sahabat, dan para ulama sangat menganjurkan shalat karena dapat dipahami karena shalat menjadi tanda pembeda antara orang beriman atau kafir. 

Orang-orang yang rusak shalatnya yaitu dia yang mengaku beriman, suka sedekah, suka berbuat baik, tetapi tidak mau shalat (sujud), maka rusak seluruh amalnya. 

Inilah alasan mengapa Ustad Das’ad Latif mengatakan shalat adalah kunci diterimanya semua ibadah, karena tidak shalat (sujud) termasuk golongan kafir. Wallahu'alam.***

SHALAT PENGHAPUS DOSA

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Shalat adalah penghapus dosa. Setiap manusia pasti pernah melakukan dosa, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. Maka Allah Yang Maha Rahman dan Rahim menjelaskan bahwa shalat sebagai perbuatan baik yang dapat menghapus dosa. 

Jika shalat dipahami sebagai penghapus dosa inilah pola pikir dari manusia berakal akal sehat.  Maka manusia berakal sehat tidak akan meninggalkan shalat, karena ada kebaikan dan keberuntungan dari shalat.  

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Al Jumu'ah, 62:10).

Alasan shalat penghapus dosa dapat dipahami dari informasi Al Quran di bawah ini. Ingatlah tidak ada sebaik-baiknya alasan dalam berpendapat kecuali beralasan dengan informasi data bersumber pada yang sudah terjamin kebenarannya yaitu Al Quran.  

"Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan dari pada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (Huud, 11:114).

Pengetahuan  Al Quran ini bisa jadi motivasi bagi orang Islam untuk disiplin shalat. Tidak perlu diperintah atau diingatkan orang lain, dengan memahami ayat ini orang dengan sendiri akan shalat atas dasar motivasi dari dirinya karena paham bahwa shalat mendatangkan kebaikan demi kebaikan bagi dirinya berdasarkan penjelasan dari Allah.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah saw bersabda: "Apakah kalian tidak ingin aku tunjukkan amalan yang dapat menghapuskan dosa-dosa dan mengangkat derajat?" Para sahabat menjawab, "Tunjukkanlah, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Menyempurnakan wudhu meskipun dalam keadaan sulit, memperbanyak langkah menuju masjid, dan menunggu shalat setelah shalat. Itulah yang dinamakan ribat (berjaga di jalan Allah)." (HR. Muslim, No. 251)

Bagi para pelaku dosa, sebesar apapun dosa maka shalat telah Allah tetapkan menjadi perbuatan baik yang akan menghapus dosa. Allah juga memberi motivasi pada para pelaku dosa bahwa Allah maha pengampun. "Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al Baqarah, 2:173).

Dosa adalah perbuatan-perbuatan buruk baik telihat maupun tidak terlihat yang akan menghambat datangnya rezeki. Sebab Allah menjanjikan rezeki atau kebaikan dari kebaikan. 

Dosa dapat diartikan sebagai penghambat rezeki manusia. Allah tidak memberi rezeki dari dosa. Allah memberi rezeki dari hal-hal baik yang dilakukan. Allah sudah menetapkan sebuah kepastian dalam hidup bahwa kebaikan pasti berbalas kebaikan. 

"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)." (Ar Rahman, 55:60).

Shalat adalah kebaikan yang akan mendatangkan kebaikan bagi pelakunya. Maka bagi manusia berakal sehat dia akan selalu shalat agar dosanya dihapus dan rezekinya lancar.

Shalat adalah sebaik-baiknya pengajaran yang harus selalu diajarkan bukan hanya perbuatan fisiknya tapi pola pikirnya. Maka selain pembiasaan shalat bersama-sama, pikiran juga harus dilatih dengan pengetahuan bahwa shalat penghapus dosa dan shalat melancarkan rezeki. 

Shalat bukan hanya pelajaran gerakan ritual tetapi sebagai pelajaran berpikir. "Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (Huud, 11:114). Allah akan menilai perbuatan orang dari isi pikirannya bukan perbuatan fisiknya. Wallahu'alam.***

SHALAT BANGUN KETANGGUHAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Untuk menggali hubungan antara shalat dengan ketangguhan, kita bisa gali informasi dari Al Quran. Dalam kaidah keilmuan, sebaik-baiknya pendapat harus didasari oleh data dan fakta yang telah terjamin kebenarannya. 

Dalam kaidah ilmu, untuk menguji sebuh kebenaran pendapat, bukan dilihat dari siapa pendapat dikemukakan tetapi seberapa valid data atau fakta yang mendasarinya. Maka dalam metodologi penelitian selalu ada langkah uji kesahihan dan kebenaran data. 

Al Quran berisi data, fakta, yang sudah teruji berabad-abad kesahihah dan kebenarannya. Maka data dan fakta di dalam Al Quran tidak diragukan lagi kebenarannya. Jika demikian, Al Quran menjadi anugerah besar bagi umat manusia sebagai sumber gagasan dalam memahami segala fenomena kehidupan di dunia.

Ide shalat dapat membangun ketangguhan jiwa bagi orang-orang yang melaksanakan shalat, informasinya bisa digali langsung dari berita Al Quran. 

"orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan." (Al Hajj, 22:41).

Orang-orang tangguh adalah mereka yang menyerahkan segala urusan kepada Allah, salah satu ciri dari orang-orang tangguh kedudukannya di muka bumi adalah mereka yang mendirikan shalat.

Orang-orang yang diteguhkan oleh Allah adalah orang-orang tangguh karena mereka telah diilhami jiwa-jiwa tenang karena mendirikan shalat. Di dalam kumandang adzan ada kalimat "marilah kita raih kemenangan", merupakan pola pikir (mindset) tumbuh bagi siapa saja yang setia mendirikan shalat.

Berdasarkan pengamatan di sekolah selama murid-murid melaksanakan program shalat dhuha 12 rakaat tiap hari, ketika mereka mendapat kegagalan dari cita-cita yang mereka inginkan, sikap mereka tidak terlihat kecewa dan tetap optimis dan mereka berani mencoba alternatif lain demi mencapai cita-cita.

Secara psikologis, murid-murid yang terlihat setiap hari disiplin melaksanakan program shalat dhuha 12 rakaat, pribadinya terbentuk menjadi lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas perannya sebagai pelajar dan lebih tekun belajar.

Ustadz Yusuf Mansyur mengatakan shalat dhuha merupakan suatu usaha dalam membentuk ketangguhan pribadi kita, karena dengan shalat dhuha kita mendapatkan semacam latihan yang dahsyat untuk memperkuat pribadi dan keyakinan. (Dyanyka, 2021, Syahfitri, 2023).

Shalat merupakan latihan fisik, psikologis, dan emosi, untuk selalu fokus menggantungkan diri secara berkelanjutan kepada Allah sebagai penolong dari segala kesulitan hidup di dunia. Dalam kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad saw shalat jadi sarana Nabi dan para sahabat untuk memohon pertolongan dari Allah. 

"Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al Kitab serta mendirikan shalat, karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan." (Al A'raaf, 7:170).

Shalat menjadi sarana manusia untuk berkomunikasi dengan Allah. Shalat merupakan upaya perbaikan kualitas hidup yang dilakukan terus menerus oleh orang-orang beriman. Dengan mengingat Allah membuat hati tenang karena itu adalah anugerah kebaikan yang telah dijanjikan Allah bagi mereka yang ingat Allah. 

"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu. Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (An Nisaa, 4:103).

Ingat Allah adalah bentuk komunikasi antara makhluk dengan Allah. Hal ini dilakukan dalam shalat. Orang-orang yang menggantungkan diri dengan selalu berkomunikasi dengan Allah melalui shalat, sesungguhnya dia telah bergantung kepada tali yang kokoh.

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah, 2:255). 

Sesungguhnya orang-orang shalat dia manusia-manusia tangguh karena mereka telah bergantung pada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Tidak ada perkataan yang lebih kuat dari perkataan Allah dalam Al Quran. Sebaik-baiknya pendapat adalah pendapat yang dilandasi data dan fakta yang telah dijamin kebenarannya. Tidak ada paksaan dalam kebenaran***

Friday, November 7, 2025

SHALAT OBAT MALAS

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Berdasarkan pengamatan bertahun-tahun pada murid yang bermasalah seperti mencuri, corat-coret tembok, berkelahi, sering bolos, malas baca, tidak mengerjakan tugas, pertanyaan pertama kepada mereka ketika di wawancara, "apakah kamu disiplin melaksanakan shalat lima waktu?" 

Murid menjawab dengan jujur dan fakta ini tidak bertujuan untuk menghakimi tapi untuk memperbaiki. Dalam layanan ramah anak, murid tidak boleh dihakimi karena kesalahannya. Semua kesalahan adalah studi kasus dalam pembelajaran dan harus dicari solusinya.

Jawaban murid dalam semua kasus hampir sama, "tidak disiplin shalat". Mereka mengaku tidak melaksanakan shalat secara disiplin dan jarang. Fakta ini menunjukkan murid-murid yang tidak disiplin shalat telah menjadi pelaku kenakalan di sekolah. Sebaliknya, murid-murid yang berpilaku baik, berprestasi, diterima diperguruan tinggi jalur raport, hampir 100% disiplin melaksanakan shalat.


Semua kenakalan terjadi pada murid di sekolah disebabkan oleh prilaku malas. Murid-murid yang tidak disiplin shalat rata-rata malas belajar. Malas menjadi alasan klasik murid-murid tidak belajar. Secara psikologis malas ada pada setiap orang.

Jika kita teliti dalam Al Quran, kata malas ada kaitan dengan shalat. "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (An Nisaa, 4:142).

Ada kaitan apa antara shalat dengan malas? Ini gagasan dari Al Quran untuk dipikirkan. Pola kaitan antara shalat dan malas bisa sebab akibat. Namun sangat tidak mungkin jika shalat jadi penyebab malas. Shalat selalu dipandang kebaikan, sedangkan kebaikan berbalas kebaikan. Maka tidak mungkin malas disebabkan oleh shalat. 

Jika kita cari akar masalah dari ayat di atas, ada penyebab kenapa orang malas? Penyebabnya yaitu prilaku munafik dan suka menipu Allah. Prilaku munafik, menipu Allah, jelas ini perbuatan buruk. Perbuatan buruk pasti jadi sebab keburukan selanjutnya.

Orang Islam tidak shalat dia telah menipu Allah. Mengapa? Ketika beragama Islam dia sudah syahadat. Syahadat adalah janji akan taat pada Allah dan rasulnya. Allah perintahkan shalat lima waktu. Siapa yang tidak shalat maka dia telah menipu Allah, dan pada faktanya sebenarnya dia telah menipu dirinya sendiri.   

Maka dapat dipahami, penyebab kemalasan adalah prilaku buruk yang pernah dilakukan orang sebelumnya, yaitu prilaku munafik atau menipu Allah. Orang munafik pasti malas karena dia tidak punya keyakinan atau harapan dari apa yang dia kerjakan akan berdampak baik. 

Maka obat malas ada dalam ayat itu yaitu shalat. Secara psikologis orang shalat berdasarkan keyakinan dan harapan. Orang shalat selalu berniat untuk memeprbaiki diri. Shalat terbaik dilakukan di awal waktu, sebagaimana dijelaskan Nabi Muhammad dalam hadis.

Orang shalat hidupnya dinamis, karena lima kali dalam sehari akan bergerak menuju tempat shalat atau masjid. Orang yang disiplin shalat tidak akan bangun kesiangan karena jam 4.00 pagi sudah mandi, pergi ke masjid, dan shalat. 

Orang shalat selalu menghargai waktu. Sehari-harinya dia akan ingat waktu, karena ingat shalat jadi selalu ingat waktu. Orang-orang shalat akan menghargai waktu, karena itu orang shalat hidup disiplin dan tidak malas. 

Orang shalat selalu ada dorongan dari hati dan pikirannya untuk shalat. Ketika tidur, bangun di tengah malam  saatnya  shalat tahajud,  ketika bekerja di waktu pagi tidak lupa waktu shalat dhuha. Orang shalat hidupnya dinamis, dan selalu bertindak efektif, dan efisien. 

Berdasarkan fakta-fakta ditemukan pada murid-murid yang melakukan kenakalan, shalat bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan psikologi dan emosi. Jika kita perhatikan orang-orang shalat emosinya terkendali.

Shalat memiliki banyak manfaat jika terus diteliti. Shalat adalah ilmu dari Allah, dan sebagaimana janji Allah, sekalipun lautan jadi tinta, tidak akan habis hikmah dari ayat-ayat Allah kita tulis.***   

CIRI ORANG SHALAT BALAS KEBURUKAN DENGAN KEBAIKAN

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Ciri orang shalat pola pikirnya berubah, tidak lagi membalas keburukan dengan keburukan, dia membalas k...