Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Prilaku seseorang dapat dipahami dari prilaku otak. Pembentukkan karakter seseorang dibentuk di otak. Pernyataan ini didukung oleh temuan bagian-bagian otak dan fungsinya.
Di dalam otak ada bagian yang dikategorikan sebagai sistem limbik. Bagian otak ini bertangggung atas respon prilaku dan emosional. Di dalamnya termasuk pengaturan rasa takut, marah, benci, bahagia, dan cinta. Bagian ini ada di bagian bawah otak besar. (Musi & Nurjanah, 2021).
Sistem limbik terbagi beberapa bagian, antara lain; amygdala, hippocampus, thalamus. hipotalamus, dan epitalamus. Amygdala berfungsi sebagai pengatur emosi. Hippocampus berfungsi sebagai penyimpanan memori jangka pendek dan panjang. Talamus berfungsi sebagai relay, pengirim informasi ke ingatan. Hipotalamus berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, emosi, yang berpengaruh pada pengambilan keputusan. Epitalamus berfungsi sebagai sistem saraf penghubung dengan seluruh bagian otak. (Musi & Nurjanah, 2021).
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (Al Baqarah, 2:155)
Hal menarik adalah fungsi sistem limbik berkaitan dengan pengaturan rasa takut. Saya memprediksi rasa takut menjadi faktor kunci timbulnya prilaku pada seseorang. Rasa takut menjadi naluri yang dimiliki setiap manusia. Pengendalian rasa takut jadi faktor penting timbulnya respon seseorang terhadap kejadian. Amigdala memiliki peran penting dalam persepsi emosi rasa takut. Orang yang memiliki rasa takut dianggap normal.
"Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik". (Ali Imran, 3:14).
Hipotalamus memiliki peran sebagai pengendali rasa lapar, haus, dan emosi. Emosi tampaknya mengatur kehidupan sehari-hari. Keputusan-keputusan sehari-hari perasaan sedih, bahagia, benci, cinta, putus asa, optimis. (Musi & Nurjanah, 2021).
Manusia memiliki dua emosi takut kekurangan (sedih) dan ingin kesenangan (bahagia). Kesimpulan sementara, prilaku manusia ditentukan dua emosi yaitu takut dan ingin. Mengendalikan emosi menjadi hal penting dalam membentuk karakter manusia. Kemampuan mengendalikan rasa takut dan ingin, menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas emosi. Ketakutan dan keinginan tidak bisa dihilangkan, tapi dapat dikendalikan sesuai dengan kadarnya.
Ketakutan dan keninginan dapat dikendalikan tergantung pada informasi yang tersimpan di memori (hipocampus) seseorang. Allah mengabarkan dalam Al Quran, agar memberikan informasi baik (kabar gembira) kepada orang-orang yang ketakutan dan berkeinginan agar bisa bersabar.
Kabar gembira di dapat diperoleh dengan membangun pola pikir positif, kritis dan kreatif melihat setiap kejadian dari sudut pandang peluang baik atau manfaat. Pola pikir tumbuh (growth mindset) salah satu cara membangun persepsi terhadap setiap kejadian dengan optimis. Berpikir dengan panduan Al Quran (logika Tuhan) bisa membantu persepsi positif pada setiap kejadian.
Maka, informasi atau kabar baik selalu diberikan oleh Allah kepada orang-orang sabar. "Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan." (Huud, 11:115). Allah sebaik-baiknya pemberi kabar baik. ***