Saturday, November 16, 2024

OTAK PEMBENTUK KARAKTER

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Prilaku seseorang dapat dipahami dari prilaku otak. Pembentukkan karakter seseorang dibentuk di otak. Pernyataan ini didukung oleh temuan bagian-bagian otak dan fungsinya. 

Di dalam otak ada bagian yang dikategorikan sebagai sistem limbik. Bagian otak ini bertangggung atas respon prilaku dan emosional. Di dalamnya termasuk pengaturan rasa takut, marah, benci, bahagia, dan cinta. Bagian ini ada di bagian bawah otak besar. (Musi & Nurjanah, 2021).

Sistem limbik terbagi beberapa bagian, antara lain; amygdala, hippocampus, thalamus. hipotalamus, dan epitalamus. Amygdala berfungsi sebagai pengatur emosi. Hippocampus berfungsi sebagai penyimpanan memori jangka pendek dan panjang. Talamus berfungsi sebagai relay, pengirim informasi ke ingatan. Hipotalamus berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, emosi, yang berpengaruh pada pengambilan keputusan. Epitalamus berfungsi sebagai sistem saraf penghubung dengan seluruh bagian otak. (Musi & Nurjanah, 2021). 

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (Al Baqarah, 2:155)

Hal menarik adalah fungsi sistem limbik berkaitan dengan pengaturan rasa takut. Saya memprediksi rasa takut menjadi faktor kunci timbulnya prilaku pada seseorang. Rasa takut menjadi naluri yang dimiliki setiap manusia. Pengendalian rasa takut jadi faktor penting timbulnya respon seseorang terhadap kejadian. Amigdala memiliki peran penting dalam persepsi emosi rasa takut. Orang yang memiliki rasa takut dianggap normal.

"Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik". (Ali Imran, 3:14).

Hipotalamus memiliki peran sebagai pengendali rasa lapar, haus, dan emosi. Emosi tampaknya mengatur kehidupan sehari-hari. Keputusan-keputusan sehari-hari perasaan sedih, bahagia, benci, cinta, putus asa, optimis. (Musi & Nurjanah, 2021). 

Manusia memiliki dua emosi takut kekurangan (sedih) dan ingin kesenangan (bahagia). Kesimpulan sementara, prilaku manusia ditentukan dua emosi yaitu takut dan ingin. Mengendalikan emosi menjadi hal penting dalam membentuk karakter manusia. Kemampuan mengendalikan rasa takut dan ingin, menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas emosi. Ketakutan dan keinginan tidak bisa dihilangkan, tapi dapat dikendalikan sesuai dengan kadarnya.

Ketakutan dan keninginan dapat dikendalikan tergantung pada informasi yang tersimpan di memori (hipocampus) seseorang. Allah mengabarkan dalam Al Quran, agar memberikan informasi baik (kabar gembira) kepada orang-orang yang ketakutan dan berkeinginan agar bisa bersabar. 

Kabar gembira di dapat diperoleh dengan membangun pola pikir positif, kritis dan kreatif melihat setiap kejadian dari sudut pandang peluang baik atau manfaat. Pola pikir tumbuh (growth mindset) salah satu cara membangun persepsi terhadap setiap kejadian dengan optimis. Berpikir dengan panduan Al Quran (logika Tuhan) bisa membantu persepsi positif pada setiap kejadian.

Maka, informasi atau kabar baik selalu diberikan oleh Allah kepada orang-orang sabar. "Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan." (Huud, 11:115). Allah sebaik-baiknya pemberi kabar baik. *** 

 

  




 

Friday, November 15, 2024

ABDUL MU'TI PEMIKIR INKLUSIF

 Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Di kutif dari Chanel youtube @Nu Online, Abdul Mu'ti berpendapat "tauhid punya implikasi sosiologis dan politis, hal ini jarang di bahas. Dengan tauhid, manusia menjadi sosok egaliterian. Egalitarian dibangun karena iman dan takwa.

Artinya, Abdul Mu'ti berpendapat tauhid memiliki konsekuensi pada prilaku atau karakter manusia. Ciri karakter manusia jika dia bertauhid terwujud di dalam pola pikir atau karakter manusia egalitarian, tidak memandang manusia dari sisi fisik, aliran, agama, suku, bangsa, dan budaya.

Pendapat beliau di dasar pada informasi darlam Al Quran. "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Al Hujurat, 49:13). 

Ayat ini diawali dengan peringatan pada "manusuia". Kata ini menjadi kunci bahwa Nabi Muhammad membawa pesan-pesan inklusif di dalam Al Quran. Menurut Abdul Mu'ti, ayat ini membawa pesan bahwa kita harus menjadi manusia inklusif yaitu manusia yang tidak memandang manusia lain secara fisik. Cara pandang inklusif kepada sesama manusia merupakan ciri khas dari manusia-manusia bertauhid kepada Tuhan. 

Memandang manusia lain terhormat tidak terhormat, mulai tidak mulia, bukan sudut pandang kemanusiaan, kehormatan dan kemuliaan manusia hanya Allah yang melihat. Artinya, antar sesama manusia kita tidak boleh saling menghina, menghujat, mencela, dan berprasangka buruk sebagaimana Allah jelaskan pada surat Al Hujuurat ayat 11 dan 12. 

Saya sepakat dengan pendapat Abdul Mu'ti ketauhidan seharusnya berdampak pada kehidupan sosial dan politik. Saya berpendapat ketauhidan adalah komitmen manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa dalam tindak tanduk kita sehari-hari mengikuti perintah dari Tuhan.

Ketika kita melihat Genosida terjadi di Palestina, oleh sebuah bangsa yang mengatasnamakan bangsa terpillih, penjaga demokrasi, akal sehat kita tentu tidak bisa menerimanya. Manusia-manusia terpilih oleh Tuhan bukan mereka yang tidak menghargai nyawa manusia, tapi mereka yang berjuang melindungi dan menghargai martabat manusia.

Untuk itu, Allah memeringatkan kepada manusia untuk menggunakan akal, supaya berpikir kritis dan tidak mudah menerima informasi begitu saja tanpa konfirmasi dan diskusi. Orang-orang yang bertauhid kepada Tuhan Yang Maha Esa, dapat kita kenali dari karakter-karakter manusia pembawa rahmat bagi seluruh alam.*** 


Sunday, November 3, 2024

KEMAMPUAN DASAR BERPIKIR MANUSIA

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Berpikir adalah perintah dari Allah kepada seluruh umat manusia. Wujud dari orang berpikir adalah dia berbicara mengemukakan pendapat, bertanya, atau berargumen. Setiap orang setiap hari pasti berbicara, itu artinya setiap orang berpikir. 

Selain berbicara, wujud dari setiap orang berpikir adalah mereka berbuat melakukan sesuatu. Ilmu tentang otak mengkonfirmasi bahwa seluruh gerak tubuh manusia dikendalikan dari otak. Jadi wujud nyata dari orang berpikir berbicara dan berbuat.

"Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir." (Al Hasyr, 59:21). 

Jika Allah memerintahkan pada setiap orang berpikir, maka artinya setiap orang sudah diberi kemampuan untuk berpikir. Kemampuan dasar yang Allah berikan pada setiap orang dalam berpikir adalah mengolah informasi melalui pola pikir sebab akibat. 

Wujud berpikir yang tidak dapat dilihat adalah mengolah informasi yang ada di otak. Berpikir sebab akibat adalah aktivitas atau perilaku otak yang tidak bisa dilihat dan dilakukan oleh setiap orang. 

Pola pikir sebab akibat,  Allah jelaskan dalam Al Quran dengan menjadikan diri-Nya sebagai sebab dan diri-Nya sendiri sebagai akibat. Pola ini kemudian menjadi ketentuan yang  terjadi dalam berbagai kejadian yang terjadi di alam semesta.

"Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al  Hadiid, 57:3).

Logika sebab akibat menjadi dasar pola pikir setiap manusia dalam memahami sebuah konsep dan fenomena. Kemampuan berpikir sebab akibat merupakan kemampuan dasar berpikir.

Perbedaan pemahaman seseorang pada sebuah kejadian bukan terletak pada kemampuan berpikirnya, tetapi pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya. 

Metode berpikir ilmiah dibangun atas dasar kesepakatan bersama yang dikembangkan dalam dunia pendidikan. Sedangkan metode berpikir ilmiah yang tidak dilembagakan adalah kemampuan berpikir sebab akibat yang dimiliki oleh semua orang. 

Sebenarnya kalau dicermati, ketika seseorang memberi makna pada setiap benda atau kejadian dilandasi oleh pola pikir sebab akibat. Para filsuf mengemukakan pendapat dan pemahamannya didasari oleh pola pikir sebab akibat.

Perbedaan berpikir terjadi karena perbedaan perrbendaharaan pengetahuan dan aturan-aturan berpikir yang sudah dilembagakan dan diwariskan turun temurun melalui para murid atau pengikutnya.***




SUKSES HASIL USAHA ATAU KEBERUNTUNGAN?

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Sangat penting untuk memahami kesuksesan apakah hasil usaha atau keberuntungan? Mitos keberuntungan kadang-kadang dapat membuat orang pesimis. Mitos keberuntungan sering digunakan oleh orang-orang untuk menjelaskan mengapa seseorang sukses.

Mitos keberuntungan bisa mematahkan semangat seseorang yang sedang berusaha hidup sukses. Oleh karena itu penting untuk memahami apa itu keberuntungan dari sudut pandang rasional dan agama. Keberuntungan dari sudut pandang mitos sering dipahami sebuah kejadian tanpa proses.

Untuk itu, kita perlu memahami apa itu keberuntungan. Thomas C. Corley (2009) membagi keberuntungan dengan empat sudut pandang. Pertama, "randoom good luck" sebuah keberuntungan yang tidak bisa dikontrol. Kedua, "randoom bad luck" sebuah keberuntungan yang tidak dapat dikontrol.

Ketiga, "opportunity luck" merupakan keberuntungan baik yang bisa diraih melalui kebiasan-kebiasaan baik. Kebiasaan baik menjadi magnet keberuntungan. Banyak orang mengaitkan ini dengan hukum tarik menarik "the law of attraction". 

Keempat, "detrimental luck"  nasib buruk terjadi karena prilaku buruk. Sama halnya dengan keberuntungan baik, nasib buruk berawal prilaku buruk dia berakar dan tumbuh hingga menghasil buah yang buruk.

Kesimpulan saya, empat keberuntungan yang dikemukakan Corley terbagi menjadi dua yaitu keberuntugan yang tidak dapat kita kontrol dan keberuntungan yang dapat kita kontrol. Semua orang bisa kemungkinan sukses jika fokus pada keberuntungan yang bisa kita kontrol.

Al Quran mengabarkan tentang keberuntungan. Siapa orang-orang beruntung menurut Allah. Secara general orang-orang beruntung dijelaskan oleh Allah adalah mereka yang mendapat petunjuk dari Allah. 

Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (Al Baqarah, 2:5). 

Jika diteliti lebih dalam siapa orang-orang beruntung, mereka adalah orang-orang yang berprilaku baik. Seperti Allah jelaskan bahwa orang-orang terbaik adalah orang yang paling baik perbuatannya.

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran, 3:104).

Keberuntungan yang dijelaskan Allah dalam Al Quran berkaitan dengan "good habits". Untuk menjadi orang-orang beruntung, Allah memerintahkan pada umat manusia untuk berprilaku baik. Hal ini dijelaskan lebih lanjut secara rasional dalam bukunya Thomas C. Corley.***


Sunday, October 20, 2024

SEMUA GURU HARUS SEPERTI GURU GEMBUL

Oleh: Dr. Toto Suharya., M.Pd.

Semua guru cara berpikirnya harus seperti Guru Gembul. Profesi guru tidak seperti ilmuwan yang fokus membidangi salah satu ilmu. Ilmu keguruan tidak dibangun oleh satu bidang ilmu. Ilmu keguruan merupakan paduan dari beberapa ilmu. Seorang guru sejarah, dia tidak hanya dibekali ilmu sejarah. Dia dibekali ilmu psikologi, sosiologi, filsafat dsb. 

Pola berpikir guru berbeda dengan pola berpikir ilmuwan. Pola berpikir guru lebih dominan berpikir divergen, dan para ilmuwan bersifat konvergen. Seorang guru karena berpikirnya divergen maka dia menjadi sosok serba tahu dihadapan muridnya. 

Banyak orang berpendapat bahwa Guru Gembul terlalu berbicara melebar kemanana-mana, sehingga dalam sebuah debat dia disudutkan oleh orang-orang yang berpikir konvergen karena bukan seorang guru. Padahal seorang guru dituntut untuk berpikir divergen seperti Guru Gembul.

Guru-guru yang berpikir konvergen, inilah guru-guru yang menyebabkan anak-anak didik tidak kreatif. Guru yang mengajarkan ilmu secara konvergen, merekalah yang akan menghasilkan pekerja hanya manut pada pada perintah orang lain. 

Guru tanpa kemampuan berpikir konvergen akan melahirkan kejenuhan dan kekeringan makna pelajaran. Pembelajaran dituntut sebagai cara melatih anak-anak berpikir kreatif, inovatif, dan problem solving. Guru Gembul adalah contoh sosok guru kreatif yang mampu menghadirkan pengajaran menjadi sebuah konten yang menarik dan menyenangkan. 

Tujuan pendidikan bagi para guru, bukan untuk melatih anak-anak menjadi ilmuwan, tapi melatih mereka bisa berpikir ilmiah, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Tujuan ini bisa dicapai jika guru-guru mampu berpikir divergen seperti yang dilakukan oleh Guru Gembul.

Berpikir divergen dituntut menjadi kompetensi para guru, karena setiap pembelajaran harus bersifat kontekstual. Pengajaran yang terlalu fokus pada studi keilmuan telah menghasilkan manusia-manusia cerdas tapi kurang berguna bagi kesejahteraan masyarakat.

Saat ini, masyarakat lebih banyak membutuhkan guru kreatif yang dari pada ilmuwan. Semakin banyak guru-guru bepikir kreatif seperti Guru Gembul, akan banyak lahir ilmuwan-ilmuwan yang mampu menyelesaikan masalah bukan sebatas mengajar.*** 

 

Tuesday, October 1, 2024

KOMITE PENJAMIN MASA DEPAN BANGSA

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Untuk menjaga otak bangsa, Finlandia memiliki semacam komite khusus penjamin masa depan bangsa. Komite ini bekerja untuk membaca pola-pola perubahan apa yang harus dilakukan dalam dunia pendidikan agar tidak ketinggalan langkah dalam melakukan perubahan. Demikianlah kira-kira tujuan dari keberadaan komite ini. 

Kiranya bangsa Indonesia bisa mengambil pelajaran dari cara negara maju dalam mengelola perubahan. Indonesia dengan keanekaragaman suku, budaya, dan agama, perlu ada lembaga kredibel, dipercaya semua pihak dalam menjaga kualitas generasi bangsa.

Indonesia perlu memiliki komite penjamin masa depan bangsa, di isi dari berbagai pihak untuk memberi pandangan dan arahan sebagai dasar untuk pengembilan keputusan dalam melakukan perubahan kurikulum pendidikan. Lembaga ini dipilih dari orang-orang terbaik yang reputasinya kelas dunia.

Rekruitmen tokoh-tokoh pada lembaga ini harus bebas dari intervensi politik atau kekuasaan. Tokoh-tokoh yang duduk di komite ini benar-benar berasal dari praktisi dan akademisi yang teruji kepakarannya. Jabatan di komite tidak untuk tujuan politik atau golongan tertentu, tapi untuk tujuan bangsa. Ketokohan melibatkan kepakaran dari seluruh jenjang pendidikan. 

Komite harus disii orang-orang terbaik melibatkan semua kepakaran agar setiap gagasannya dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan dapat dipercaya. Pandangan-pandangannya harus bersifat objektif berdasarkan kajian komprehensif dengan tujuan masa depan bangsa.

Fungsi komite sepanjang keberadaannya bertugas melakukan kajian dan mendengar semua masukan berbagai pihak untuk kemudian diolah menjadi bahan dasar dalam mengambil sebuah keputusan. Hasil keputusan komite harus disepakati bersama sebagai produk kajian ilmiah, berbasis pada budaya bangsa berupa gagasan mendasar untuk tujuan masa depan bangsa di kancah dunia.  

Tokoh-tokoh terbaik yang duduk di komite penjamin masa depan bangsa, bekerja untuk menjaga otak bangsa ke tujuan sesuai dengan undang-undang dasar yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Tokoh-tokoh ini bekerja untuk menggali inovasi-inovasi terkini yang harus dikembangkan, melakukan riset-riset sebagai bahan evaluasi agar bisa beradaftasi dengan perubahan zaman.

Komite penjamin masa depan bangsa inilah yang akan didengar arahannya oleh dunia pendidikan. Pandangannya didasarkan pada ide-ide terbaru apa yang akan dihadapi dunia di masa yang akan datang. Komite penjamin masa depan bangsa minimal merekomendasikan ilmu-ilmu terbaru, keterampilan, dan nilai etika hidup apa yang harus segera diajarkan, dan bagaimana cara menghadirkan dan melatih sumber daya manusianya.

Komite penjamin masa depan bangsa keberadaannya diperkuat oleh komite penjamin masa depan bangsa di berbagai daerah untuk membantu menerjemahkan setiap gagasan dan inovasi terbaru yang digulirkan oleh komite penjamin masa depan bangsa pusat. Komite penjamin masa depan bangsa di daerah selalu berkoordinasi dengan komite penjamin masa depan bangsa pusat agar tidak terjadi salah persepsi. 

Komite penjamin masa depan bangsa berkomitmen menjaga "otak negara" untuk selalu menjadi yang terdepan dikancah kehidupan dunia global bersumber pada nilai-nilai budaya bangsa. Misi-misi yang dibawa oleh komite penjamin masa depan bangsa adalah mengawal generasi bangsa menjadi bangsa besar berpengaruh di tingkat regional dan internasional.***



 

  

Friday, September 13, 2024

AGAMA BUKAN SYAIR ATAU DONGENG

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.

Jauhkan agama dari syair dan dongeng. Untuk menjauhkan agama dari syair dan dongen, pengajaran agama harus bersumber pada Al Quran. 

Penceramah-penceramah dalam agama apapun, jika mereka berceramah tanpa bersumber pada kitab suci, mereka adalah penyair dan pendongeng. Kebenaran ajaran agama bukan pada mulut-mulut penceramah. Kebenaran agama terletak pada kitab suci yang mereka sampaikan.

Para penceramah yang tidak menjelaskan duduk perkara dari pandangan kitab suci, dia berpotensi mensesatkan orang. Kesesatan ditandai dengan melakukan apa yang Allah larang. 

Contoh nyata kesesatan adalah ketika kita membenarkan sesuatu karena bertaklid pada orang. Ada juga orang membenarkan sesuatu atas dasar keturunan. Latar belakang keturunan, pendidikan formal, tidak bisa mutlak dijadikan sebagai dasar pembenaran.

Segala sesuatu yang dikemukakan tanpa rujukan kitab suci itulah dongeng. Fisika, kimia, biologi, sosiologi, geografi, hakikatnya syair dan dongeng. Dunia yang sedang kita alami sekarang, apapun yang kita lihat nyata adalah syair dan dongeng. 

Manusia-manusia yang hidup di dunia ini kelak akan berubah menjadi syair dan dongeng. Manusia akan pindah memasuki dunia nyata setelah kematian. Masa lalu dan masa depan yang kita ceritakan tanpa berpijak pada kitab suci dia sebatas syair dan dongeng.

Maka sebaik-baiknya pengajaran dikembangkan dari kitab suci Al Quran, agar setiap pengajaran yang diajarkan tidak sebatas syair dan dongeng. Apapun teknologi yang berhasil diciptakan akan berubah menjadi syair dan dongeng karena teknologi terus mengalami perubahan. 

Masa lalu dan masa depan jika diceritakan adalah syair dan dongeng. Masa lalu dan masa depan yang mengandung kebenaran karena bersumber pada kitab suci adalah kebenaran.

"dan Al Qur'an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya." (Al Haqqah, 69:41-42).

Kita suci adalah hukum-hukum dalam kehidupan yang dijelaskan Allah kepada para rasul. Alam semesta mengandung hukum-hukum. Hukum alam tanpa merujuk pada kitab suci adalah syair dan dongeng.

Kitab suci adalah sumber tertulis dari Allah, dan alam semesta adalah fakta empiris dari Allah. Memahami fakta empiris tanpa sumber kitab suci tertulis hanyalah menerka-nerka. Sekalipun dari fakta-fakta empiris manusia bisa membuktikan kebenaran, sifatnya hanya menduga.

Seluruh narasi yang diciptakan manusia bersumber pada alam semesta hanyalah syair dan dongeng. Para nabi dan rasul yang menerima wahyu adalah mengubah, memilah, syair dan dogeng alam semesta menjadi narasi tantang kebenaran dari Tuhan.***  

OTAK PEMBENTUK KARAKTER

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Prilaku seseorang dapat dipahami dari prilaku otak. Pembentukkan karakter seseorang dibentuk di otak. P...