OLEH: TOTO SUHARYA
“Tidak
ada anak bodoh, kecuali dia tidak punya kesempatan belajar dengan guru yang
baik” (Yohanes Surya). Pernyataan ini ingin mengatakan, kalau ada anak bodoh
maka yang salah adalah gurunya termasuk orang tuanya yang belum bisa mendidik.
Secara
teori, dasar pernyataan di atas, merujuk pada teori multiple intelegent yang ditemukan oleh Howard Gardner. Manusia
minimalnya memiliki 8 kecerdasan, antara lain; kecerdasan naturalis, intrapersonal,
musik, linguistik, interpersonal, spasial, kinestetik, logika (matematis).
Penemuan Gardner menjadi sebab bahwa kecerdasan intelektual (logika) hanya salah
satu kecerdasan saja yang sering jadi ukuran kecerdasan seseorang. Akibat perpepsi
ini, dunia pendidikan telah mnimbulkan banyak korban, dengan munculnya sekolah
favorit dan sekolah gurem, anak pintar dan anak bodoh.
Tidak
terhitung pelecehan orang tua terhadap anak, gara-gara nilai-nilai mata pelajaran
anaknya di sekolah jeblok. Harga diri anak direndahkan oleh orang tuanya
sendiri, gara-gara kesalahan pemahaman orang tua, hanya kecerdasan adalah nilai
angka raport. Di rumah anak-anak di bulli oleh orang tuanya sendiri, di sekolah
oleh gurunya, di kampus oleh dosennya.
SECERDAS-CERDAS MANUSIA TIDAK PERCAYA PADA TUHAN YME, DIA BODOH. SEBODOH-BODOHNYA MANUSIA DIA PERCAYA PADA TUHAN YME, DIA CERDAS. |
Anak-anak
cerdas adalah mereka yang hanya memahami bagaimana menguasai dan mengendalikan
alam. Mereka fokus mempelajari ilmu yang bersumber dari alam untuk kemudian
mengendalikan alam. Mereka jarang diajarkan bahwa alam adalah (pena) sarana
dari Tuhan YME, agar manusia menjadi penyeimbang dan penyejahtera kehidupan
dunia.
Ukuran
manusia penyeimbang dan penyejahtera kehidupan digambarkan dalam bahasa yang
harus kita terjemahkan dan pikirkan. “Hai
manusia,… Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”. (Al
Hujuraat, 49:13).
Informasi
ini sebenarnya telah memberitahukan bahwa manusia super cerdas adalah mereka
yang mengetahui bahwa Allah adalah Tuhan yang dapat mewujudkan segala impian
manusia. Manusia super cerdas adalah mereka yang menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, untuk kesejahteraan dunia dan
akhirat yang kekal.
Manusia
super cerdas, mengembangkan ilmu pengetahuan bukan untuk menaklukkan alam,
tetapi untuk menjaga keseimbangan alam, dan memosisikan dirinya sebagai penjaga
keseimbangan. Manusia super cerdas tidak bernafsu menguasai dunia tetapi
bernafsu menyelamatkan dunia dari kerusakan.
Pendidikan
yang berupaya melahirkan manusia-manusia super cerdas, berangkat dari persepsi-persepsi
pendidikan yang bersumber dari kebenaran dari Tuhan, yaitu kitab suci Al-Qur’an.
Tidak ada anak yang bodoh adalah persepsi bersumber pada Al-Qur’an. Setiap
makhluk di ciptakan dengan kecerdasan, dunia pendidikan harus memfasilitasi,
menemukan, dan mengarahkan kecerdasan yang dimiliki setiap anak. Gardner telah
memberi gambaran delapan kecerdasan yang harus ditemukan pada diri setiap anak.
Namun
demikian manusia supercerdas adalah mereka yang dengan berbagai macam kecerdasan
yang dimilikinya, dia memiliki keyakinan bahwa hanya satu tuhan yang wajib disembah
yaitu Tuhan YME, dan ada kehidupan yang lebih baik setelah kematian, yang hanya
bisa diperoleh dengan cara menjadi manusia bermanfaat bagi manusia lainnya. Jadi
dua syarat menjadi manusia super cerdas adalah berkeyakinan kepada Tuhan YME,
dan bermanfaat bagi manusia lain, terutama kepada orang yang telah berjasa
melahirkan kita yaitu kedua orang tua.
Ciri-ciri
dari pendidikan yang akan melahirkan manusia super cerdas, adalah lingkungan
pendidikan yang melandasi teori-teori pendidikannya bersumber dari agama dan rasional
empiris. Hasilnya adalah sebuah kolaborasi antara menciptakan manusia yang
menguasai ilmu dan teknologi dan karakter yang berorietansi pada kesejahteraan
bersama, dengan kemampuan individu menekan hawa nafsu destruktif yang ada dalam
setiap jiwa manusia.
Secerdas-cerdasnya
manusia yang tidak percaya Tuhan YME, dia bodoh, dan sebodoh-bodohnya manusia
percaya pada Tuhan YME dia cerdas. Manusia super cerdas adalah dia yang mampu
mengendalikan alam dan dirinya dan semuanya diwujudkan sebagai kecintaannya kepada
Tuhan. Wallahu ‘alam.
(Penulis Kepala Sekolah, Kandidat Doktor Pendidikan Sejarah UPI Bandung).
No comments:
Post a Comment