OLEH: TOTO SUHARYA
Keberhasilan Finlandia disajikan dalam data skor rata-rata
empat kompetensi yang di kompetisikan ditngkat internasional, menduduki
peringkat tertingi. Secara berurutan empat besar negara dengan rata-rata skor
tertinggi adalah Finlandia (545,90), Korea Selatan (541,29), Honkong-China (536,83),
Jepang (531,79). Indonesia ada di empat besar terbawah. (Chatib, 2011,hlm.
24-25).
Dimana sebab kegagalan pendidikan
kita. Jawabnya, Tuhan memerintahakn untuk pertama kalinya kepada manusia adalah
bacalah! Ini fakta, agar manusia berkualitas perintah dari Yang Maha Tahu awali,
dasari, dengan membaca! Sejarah membedakan zaman pra sejarah dan sejarah, di
awali dengan ditemukannya tulisan. Manusia penulis sudah pasti pembaca. Manusia-manusia
penulis adalah penanda tingginya peradaban manusia.
Socrates, Plato, Aristoteles
dikenal sebagai pemikir Yunani sampai sekarang, karena tulisannya dibaca hingga
sekarang. Al Gazhali, Ibu Sina, Al Farabi, Al Kindi, Ibn Rusyd, adalah pemikir
berpengaruh di kalangan umat Islam karena karya tulisnya. Empat madzab besar dalam
Islam, sangat berpengaruh karena tulisannya. Nabi Muhammad saw, mendapat wahyu dalam
bentuk tulisan dan ajarannya sudah 1400 tahun terus bertahan tanpa ada
perubahan sampai sekarang. Betapa tulisan dapat menjaga kualitas manusia dari
zaman ke zaman.
Finlandia sebagai negara terbaik
dalam kualitas pendidikan, hampir semua guru menjadi penulis buku, minimal
menulis buku teks yang aplikatif, atau menulis buku pelajaran untuk mereka
gunakan di kelas. Hasil pendidikan dari guru-guru penulis, diwujudkan dalam tingginya
kualitas pendidikan siswa Finlandia ditandai dengan skor tertinggi di dunia dalam
kemampuan membaca yaitu 543,46. (Chatib, 2011, hlm. 11).
Negara-negara dengan ekonomi
sejahtera, ditandai dengan masyarakat yang memiliki kemampuan tinggi dalam
membaca. Kualitas manusia tertinggi di negara tersebut adalah para penulis buku
yang menyediakan bacaan untuk masyarakat. Negara-negara dengan skor membaca
tinggi, seperti Finlandia, Korea Selatan, Kanada, Australia, Jepang, Hongkong-China,
Selandia Baru, termasuk negara sejahtera.
MAKAN BERSAMA MELATIH KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA |
Saya pikir tidak perlu lagi banyak
fakta disampaikan. Fakta di atas sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan
bahwa meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia harus diawali dengan melatih
dan memperbaiki kemampuan membaca anak-anak didik kita. Bagi guru-guru bukan
lagi membiasakan membaca tapi harus menulis, untuk menyediakan bacaan bagi anak-anak
agar mereka terangsang untuk terus membaca dan berkarya tulis.
Gerakan literasi (membaca) sudah
didengungkan, tetapi penghayatan terhadap pentingnya membaca belum menyerap
sampai ke sumsum tulang belakang. Anggaran 20 persen dana bos sekolah untuk
buku, saya berharap bukan untuk membeli buku saja, tetapi untuk mendorong guru
dan siswa untuk menulis buku melalui pelatihan dan pencetakkannya. Sekarang
sudah mulai banyak bertaburan buku karya guru dan menyebar ke siswa. Inilah
tanda bangkitnya peradaban bangsa Indonesia.
Saatnya untuk melahirkan anak-anak
penulis bukan hanya pembaca. Anak-anak pembaca masih konsumtif karena mereka
hanya bisa menjadi pembeli buku, tetapi melahirkan anak-anak penulis, kita sudah
melahirkan generasi produktif dengan karya. Inilah masalah dasar pendidikan
kita. Tuhan tidak mungkin salah, awalilah dengan membaca dan terus tingkatkan
dengan menulis. Setiap penulis pasti pembaca, dan baru setengah peradaban kita
miliki jika hanya jadi pembaca. Wallahu ‘alam.
(Penulis Kepala Sekolah)
No comments:
Post a Comment