Oleh: Toto Suharya
(Kepala SMAN 1 Cipeundeuy Bandung Barat)
(Kepala SMAN 1 Cipeundeuy Bandung Barat)
Wabah Virus Corona ini tidak
habis-habisnya menjadi perbincangan termasuk dalam kegiatan keagamaan. Ketika
MUI mengeluarkan fatwa bahwa kegiatan shalat berjamaah di masjid, jumatan dan
pengajian-pengajian ditunda sementara, reaksinya beraneka ragam di masyarakat.
Ada yang membuat puisi bahwa
agama sudah bubar. Ada yang mengatakan mereka yang menunda sementara berjamaah
di masjid takut pada Virus Corona, tidak takut Allah. Ibu-ibu tetangga rumah
berkata, “aneh pada saat musibah datang kita malah disuruh menjauhi masjid,
seharusnya kan kita mendekati masjid”. Saya tersenyum karena tahu ibu-ibu tersebut
sebelum wabah Virus Corona datang, tidak suka pengajian ke masjid. Giliran Virus
Corona mewabah, dia mendadak jadi alim mengingatkan masyarakat untuk rajin ke
masjid, sementara MUI tempat berkumpulnya alim ulama menghimbau untuk
menundanya.
Masjid dikampung juga sama, para ustadnya
ketika khutbah berkata, “musibah adalah peringatan dari Allah, kita harus
semakin dekat dengan Allah. Jika kita menjauhi masjid gara-gara Virus Corona, kita
harus takut nanti Allah akan menimpakan bencana lebih hebat lagi kepada kita.
Apa yang dikatakan orang melalui
puisi, obrolan tetangga, dan ustad semuanya benar. Apa yang mereka bicarakan mengaku
ada dalil dari Al-Qur’an dan hadist. Namun fatwa yang dikeluarkan MUI sebagai
manjelis ulama tertinggi di republik ini, mereka tentu memiliki dalil dan
alasan kemanusiaa yang benar pula. Di MUI yang mikir bukan satu orang, artinya
sudah melalui proses musyawarah. Hasil putusan MUI adalah hasil musyawarah, dan
ada perintah dari Allah untuk bertawakal kepada hasil musyawarah.
Masyarakat mungkin bingung mau
pakai yang mana ini? Ketika musibah datang kita harus semakin memakmurkan
masjid agar lebih dekat dengan Allah, insya Allah benar. Fatwa MUI, untuk
mencegah wabah kita harus menghentikan sementara kegiatan-kegiatan keagamaan yang
mengundang kerumunan, insya Allah benar. Jadi mana yang harus kita laksanakan?
Gunakan akal! Sebaik-baiknya
manusia yang membawa manfaat bagi banyak orang. Ada ribuan manusia yang harus
diselamatkan. Shalat tetap jalan dan tingkatkan, seluruh bumi Allah adalah
masjid. Saat ini kita harus berjamaah selamatkan sekalipun satu nyawa manusia.
JIka kita mengikuti fatwa ulama
dan pemerintah, beberapa KETAATAN KEPADA PERINTAH ALLAH yaitu taat pada ulama
dan pemimpin, melaksanakan hasil musyawarah, menjaga persatuan umat, menjadi
orang yang bermanfaat bagi banyak orang, tidak menjadi orang yang merasa benar,
berjamaah menyelamatkan umat manusia. Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment