OLEH: TOTO SUHARYA
Setelah
mempelajari bagaimana pergerakan pasar saham diberbagai media di internet, akhirnya
saya berkesimpulan bahwa kedaulatan ekonomi Indonesia akan selalu tertinggal. Pegawai
negeri, buruh pabrik, guru, seumur hidup akan hidup pas-pasan, karena setiap
bulan hidupnya gali lubang tutup lubang karena utang.
Sebuah
video ispiratif bercerita tentang pasangan suami istri. Suaminya tiba-tiba
berubah menjadi pelit dalam membiayai kehidupan keluarga. Uang belanja yang
diberikan pada istri setiap bulan selalu pas-pasan. Istrinya mulai curiga dan
berprasangka suaminya tidak jujur. Kehidupan keluarganya bertahun-tahun hidup
pas-pasan. Setelah 15 tahun berumah tangga, suaminya baru terbuka pada istrinya,
dan memperlihatkan rekening berisi 1,5 miliar rupiah. Ternyata apa yang membuat
suaminya pelit selama ini adalah karena dia menyisihkan gajinya setiap bulan
untuk menabung saham. Inilah pelajaran ekonomi untuk abad milenial.
Kisah
ini cukup inspiratif, karena saya sudah menjalani hidup rumah tangga 19 tahun,
di rekening hanya belasan juta saja dan kadang hanya ratusan ribu. Tiap bulan
hidup pas-pasan dan tidak punya tabungan habis cicil hutang. Ketika ada
kebutuhan mendadak seperti, kendaraan rusak, sakit, kondisi keuangan keluarga
langsung depisit dan pusing kepala.
Berdasarkan
laporan dari para analis saham, dari jumlah 260 juta lebih penduduk Indonesia
hanya 1% saja yang aktif menabung atau jual beli saham. Kemudian jumlah
investor saham di Indonesia posisinya 45% lokal dan 55% asing. Melihat data
ini, dunia pendidikan harus ikut andil memperbaiki masalah ini. Ilmu pasar saham
harus mulai diterapkan sejak SMP.
Saat
ini belajar tentang investasi saham bukan hal sulit. Melalui media sosial
banyak tutorial tentang bagaimana memahami dan berinvestasi saham. Melalui
bantuan Artifisial Intelegent, seseorang sudah bisa transaksi saham
dengan modal recehan. Saat ini dengan bantuan artifisial intelegent
(aplikasi investasi saham), anak-anak mulai usia 10 tahun sudah bisa melakukan
investasi saham. Semakin muda berinvestasi saham, semakin besar peluang
anak-anak untuk sukses dan sejahtera sejak usia muda. Warren Buffet mulai berinvestasi saham sejak
usia 11 tahun. Sebagaimana Nabi Muhammad saw, usia 12 tahun sudah bisnis.
Kita
hitung-hitung saja, seandainya ada 10% dari 260 juta penduduk Indonesia yaitu
sebanyak 26.000.000 orang sudah punya kebiasaan menabung saham, 15 tahun kemudian
mereka memiliki tabungan 1,5 miliar, maka Indonesia akan jadi merangkak menjadi
kekuatan ekonomi dunia. Anak-anak didik kita harus diajari agar menjadi Lo
Kheng Hong atau Warren Buffet Indonesia, dia kaya karena nabung saham.
Seperti
sudah saya katakan, saya malu oleh CEO Bank BUMN terbesar di Indonesia yang mengatakan
pelajaran ekonomi di SMA sudah jauh tertinggal. Mungkin iya, karena ekonomi
sekarang bukan hitung-hitungan manual, tapi sebuah praktek bagaimana
mengoperasikan aplikasi bisnis yang diperkenalkan di berbagai media sosial. Bisa
dioperasikan oleh anak-anak sampai dewasa. Pelajaran ekonomi saat ini, harus
banyak mengajarkan action bisnis sedini mungkin dengan bantuan artifisial
intelegent.
Menurut
Lo Kheng Hong jumlah dana di bank milik pribadi, perusahaan swasta, BUMN di
Indonesia jumlahnya kurang lebih 3500 triliuan, dan bandingkan uang yang
beredar di bursa efek kurang lebih 5300 triliun. Lebih banyak dana di bursa
efek dari pada dana milik orang Indonesia. Perusahaan Aplle nilai perusahannya
kira-kira 9100 triliun. Ini jumlah satu perusahaan, di Amerika masih banyak
perusahaan perusahaan seperti ini. Harta kekayaan di dunia ini ada di pasar
modal. Nilainya nyata dan transparan. Jika ada orang yang tidak mengerti pasar
modal sangat disayangkan. Jika mahasiswa mau kaya, maka pasar modal adalah
tempatnya.
Tahun
1402 bursa efek didirikan oleh VOC di Belanda, dan perusahaan yang go public
pertama adalah VOC. Kita dijajah bukan oleh pemerintah Belanda, tapi oleh VOC.
Hidup kita hampir semua difasilitasi oleh perusahaan publik. Sangat disayangkan
jika kita tidak mengajarkan kepada anak-anak bahwa banyak peluang untuk kaya
dengan melayani kebutuhan masyarakat. Kata Lo Kheng Hong, mengpa saya investasi
di perusahaan publik? Karena perusahaan publik setiap hari melayani masyarakat
Indonesia. Saat ini orang yang disebut pahlawan adalah yang bisa memberi
kesjahteraan pada banyak orang.
Investor
saham banyak dikatakan penjudi padahal mereka adalah pahlawan. Saya tidak
membeli emas karena nilainya tetap. Saya tidak membeli dolar, karena selalu
berharap buruk terjadi. Beda dengan pemegang saham, saya selalu berharap selalu
terjadi hal-hal yang baik, damai dan aman. Saya berharap ada guru-guru ekonomi
yang bisa memberi pemahaman dengan baik kepada anak-anak didik tentang ekonomi
pasar saham, sehingga anak-anak bisa mulai bisnis di dunia saham sejak dini dan
semakin banyak jumlahnya. Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment