Sunday, May 24, 2020

ENTREPRENEUR BIDANG PENDIDIKAN

OLEH: TOTO SUHARYA

“Saya sudah mengalami beberapa kali berada pada titik terendah”. (Robert Kiyosaki).  Pada saat usia 30 tahun saat bisnis berjalan lurus kemudian hancur sampai titik terendah di bawah nol. Mengalami kerugian 800.000 dolat pada saat usia 32 tahun. Ayah miskin saya adalah orang yang baik dan seorang guru sekolah. Kepala sekolah di negara bagian Hawaii. Ayah miskin saya merasa kasihan kepada saya, tapi ayah kaya saya memberi selamat, “hei selamat kamu gagal di bisnis pertamamu”. Inilah pola berpikir.

Ayah kaya mengatakan bahwa seorang pengusaha sebagian besar akan mengalam kegagalan dalam tiga bisnis. Dari pada lari dari kegagalan lebih baik, berkomunikasi dengan semua investor bahwa kita melakukan kesalahan dan akan memperbaiki usaha yang sudah mengalami kehencuran dari dengan mencari tahu kesalahan apa yang dilakukan untuk mulai memperbaikinya. Banyak orang belajar dari kegagalan dari pada di sekolah. Saya selalu melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan menjadi lebih besar. Sayangnya sekolah kita mengajarkan, “jika berbuat kesalahan maka kamu bodoh”. Dalam kehidupan nyata orang yang banyak berbuat kesalahan paling banyak dan dia orang-orang yang paling pintar. Orang-orang berlatih bukan untuk sukses melainkan untuk mengalami lebih banyak kegagalan. Jadi mengapa orang-orang sukses, karena mereka lebih banyak mengalami kegagalan dari pada yang kita alami. Jadi mereka yang paling banyak mengalami kegagalan dialah pemenang dalam kehidupan ini, kecuali di sekolah kamu mendapat hukuman jika melakukan kesalahan. Jadi sukses hanya soal pola pikir.


Ketika saya kehilangan perusahaan pertama, saya kehilangan rumah, tidur dijalanan, mendapat cacian dari investor. Cacian membangun harga dari bahwa “saya akan membayar mu kembali”. Itulah semangat sebagai entrepreneur, tidak akan lari dari hutang dan akan selalu mempertanggungjawabkan setiap perbuatannya. Seorang entrepreneur tidak akan pernah mengatakan bangkrut, tetapi hanya melakukan kesalahan dan akan memperbaikinya.

Saya akan menghabiskan waktu saya dengan para entrepreneur. Saya tidak akan bergaul dengan orang-orang yang setiap saat mengeluhkan tentang kondisi ekonomi. Semangat untuk menjadi karyawa dengan semangat untuk menjadi pewirausaha sangat berbeda. Dari semangat itu akan jadi pola pikir. Seorang karyawan akan berkata sama pekerjaan yang terjamin aman, dengan gaji dan tunjangan. Selain berserah diri kepada Tuhan, para entrepreneur harus terus melakukan apa yang harus dilakukannya.

Saya sekarang menjadi seorang entrepreneur dalam bidang pendidikan. Saya mengajar entrepreneur karena saya mengerti.  Saya termasuk orang gagal di sekolah, tidak bisa membaca dan menulis. Ayah kaya saya mengajari saya dengan “game” permainan monopoli. Dalam Permainan monopoli rumus kaya itu adalah empat rumah warna hijau dan satu hotel warna merah. Sekarang saya memiliki 8000 rumah berwarna hijau dan beberapa hotel berwarna merah. Saya mewujudkan game dalam kehdiupan nyata.
Masalahnya pada sebagian besar entrepreneur mereka ada self employer. Itulah efek dari sekolah yang mengajarkan individualis karena bekerjasama saat ujian dianggap sebagai kecurangan. Padahal tidak ada pekerjaan sukses yang dikerjakan sendirian. Di dunia nyata orang-orang yang memiliki tim terbaiklah yang menang. Jadilah pemenang dalam kehidupan. Bangunlah sebuah tim dan pekerjakan orang-orang terbaik dalam meraih kesuksesan. Bekerjalah untuk kehidupan bukan bekerja untuk hidup.  Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment

OTAK PEMBENTUK KARAKTER

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Prilaku seseorang dapat dipahami dari prilaku otak. Pembentukkan karakter seseorang dibentuk di otak. P...