OLEH: TOTO SUHARYA
(Kepala Sekolah, Sekretaris I DPP AKSI)
Tragedi
yang memilukan bangsa Indonesia tahun 1965 akibat perseteruan politik PKI, Sukarno
dan tentara, situasi dunia sedang dalam perang dingin (psywar) antara
kekuatan komunis dikomandoi Uni Sovyet dan liberalis dikomandani USA. Persaingan ini menjadi beban
psikologi bagi negara-negara di dunia. Perebutan kekuasaan dan ekonomi suatu
negara dibayang-bayangi oleh dua kekuatan. Pemerintahan Sukarno menggalang
kekuatan dunia ketiga untuk tidak berpihak pada salah satu kekuatan dunia,
namun dalam langkah politiknya terlihat bersahabat dengan kekuatan kiri. Hal
inilah yang menjadi sebab agen-agen internasional tercatat dalam sejarah indonesia
terlibat dalam kejadian kelam sejarah Indonesia. Pada saat perang dingin, dua
kekuatan politik besar dunia sama-sama punya kepentingan untuk menjadikan
Indonesia sebagai sekutu politiknya. Kesaksian dari pelaku sejarah mencatat,
kehancuran Indonesia pada tahun 1998 tidak lepas dari andil kekuatan
internasional dalam menciptakan Indonesia masuk ke dalam situasi chaos.
Sepanjang
sejarah Indonesia adalah penyumbang kekayaan dunia. Mulai dari Belanda dengan
kaki tangan VOC, Amerika dengan perusahaan gas, tambang, dan minyak bumi,
Jepang melalui perusahaan otomotif, mereka mendapat kekayaan melimpah dari
tanah Indonesia. Sekarang saatnya kita bangkit mengolah, menata, dan menikamati
kakayaan tanah Indonesia untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Saat
ini Indonesia kembali berada di tengah pusaran persaingan dua kekuatan politik
dan ekonomi besar dunia. Liberal dikomandani Amerika Serikat dan Komunis dikomandani
oleh China. Dua kekuatan besar sudah pasti punya kepentingan besar terhadap
Indonesia. Salah satu kekuatan besar Indonesia selain kekayaan alam yang
dimilikinya, juga pasar potensial karena menjadi penduduk terbesar ke empat di
dunia. Di Asia Tenggara pengaruh politik Indonesia sangat besar. Dua kekuatan
besar dunia yang sedang berseteru saat ini sangat memperhatikan gerak gerik ke mana
arah arah langkah politik dan ekonomi Indonesia.
Persis
seperti pada tahun 1965, saat ini Indonesia sedang menjalin hubungan ekonomi
dengan China. Proyek-proyek infrastruktur raksasa di Indonesia sedang dikerjakan
oleh China yang sedang masif melakukan penetrasi pasar ke seluruh dunia. Kondisi
ini tentu membuat gerah rivalnya China yaitu Amerika yang selama 32 tahun lebih
menikamati kerjasama harmonis dengan Indonesia. Amerika akan tetap menjaga
Indonesia agar tidak terlalu intim dengan China.
Indonesia
kembali ada di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia. Hal yang harus
diwaspadai adalah jangan sampai Indonesia terjebak perseteruan di antara kepentingan
mereka. Saatnya Indonesia tampil menjadi negara dewasa, bukan lagi negara di
bawah bayang-bayang dua kekuatan dunia. Saatnya Indonesia punya rencana untuk
kesejahteraan rakyat Indonesia dan dunia. Hal yang pertama harus kita jaga
adalah mempertahankan kondisi damai, dan menghindari konflik-konflik yang mengatasnamakan
kedua ideologi besar dunia. Kita harus mengukuhkan diri sebagai negara dengan
ideologi Pancasila yang berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, beprikemanusiaan,
mengutamakan persatuan dan permusyawaratan dalam segala hal serta menjaga
keadilan sosial.
Kita
fokuskan pada pembangunan sumberdaya manusia Indonesia yang berketuhanan dan
menjadi pembela kebenaran. Segala bentuk diskriminasi, ketidakadilan dan mereka
yang mengancam persatuan harus kita hadapi bersama. Dalam situa perang diantara
dua kekuatan dunia, Indonesia harus tetap bersatu. Tragedi tahun 1965 jangan
lagi sampai terjadi. Semua pihak harus membuka diri untuk berdialog dan
menyamakan persepsi dengan tujuan kesejahteraan rakyat Indonesia. Siapa saja,
atas nama siapa, kekuatan mana, jika hendak menghancurkan suasana damai dan
rasa persatuan antar suku, kelompok, golongan, dan agama di Indonesia, harus
kita perangi bersama.
Indonesia
memiliki kebebasan untuk memilih bekerjasama dengan negara dan bangsa manapun.
Namun jika ada bangsa atau negara yang ingin mengatur dan mendominasi Indonesia,
kita harus bangkit bersama karena kita telah mengukuhkan diri sebagai bangsa
merdeka sejak tahun 1945. Kepada generasi penerus, kita harus tanamkan
jiwa-jiwa nasionalis religius yang mandiri, kreatif, inovatif, dalam menjaga
kedaulatan dan persatuan Indonesia. Kita
satukan tangan untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia dan kita buat
rencana-rencana besar agar Indonesia bisa memengaruhi politik ekonomi di dunia.
Bangsa
Indonesia harus mandiri dalam ekonomi, politik, dan pertahanan.
Generasi-generasi terbaik harus kita ciptakan untuk memperkuat kedudukan
Indonesia di kancah internasional. Kuncinya bidang pendidikan harus terus kita
benahi kualitasnya, agar lahir generasi-generasi penerus yang semakin mencintai
bangsanya sebagai mana mereka mencintai dirinya sendiri. Ancaman-ancaman yang
datang merongrong keutuhan Indonesia dari dalam maupun dari luar harus kita sikapi
dengan sebuah strategi yang dapat meningkatkan kemandirian kita dalam berpikir
dan bertindak.
Saatnya
kita bertindak atas inisisatif sendiri bukan karena sikap-sikap reaktif yang
menguntungkan kepentingan politik dua negara yang berseteru. Kita harus membaca
peta kekuatan politik dan kepentingan negara-negara di dunia, namun jangan
sampai terbawa arus pada kepentingan politik ekonomi mereka. Indonesia untuk
indonesia dan untuk dunia. Saatnya kita berpikir untuk menjadikan Indonesia
sebagai salah satu kutub pusat kekuatan dunia. Kejayaan Sriwijaya dan Majapahit
saatnya kita bangkitkan kembali untuk mesejahterakan bangsa Indonesia dan
dunia.
No comments:
Post a Comment