OLEH : TOTO SUHARYA
(Kepala Sekolah, Trainer Logika Tuhan)
Juli
Wahyu Pari Dunda menjelaskan, “Randy
Pausch seorang profesor dari Carnegir Mellon University telah menginspirasi
banyak orang melalui tulisan dalam buku the last lecture. Intinya buku
ini memberi pesan bagaimana manusia bisa hidup lebih baik dengan memperhatikan
tiga hal yaitu: personality, comunity dan live. (beritadisdik.com).
Tulisan ini sangat membantu saya bagaimana mengajarkan cara
berpikir agar mudah dipahami. Semua kebaikan pola pikir Randy Pausch sudah dijelaskan
di dalam Al-Qur’an.
Semua pola pikir yang diajarkan oleh Randy Pausch
berpfokus pada pengembangan pribadi berakratker atau dalam tujuan pendidikan
nasional menjadikan anak-anak didik berakhlak baik. Pengembangan
akhlak baik yang dikemukakan Randy Pausch jika di jelaskan dalam bahasa
kurikulum yaitu berfokus pada pembentukan karakter
pribadi (personality), sosial (community) dan religius (live).
Beberapa pola berpikir yang diajarkan Randy Pausch
saya kutif kembali dari tulisan Pak Juli. “Jangan berpikir negatif akan
hal-hal yang berada di luar kendali Anda, melainkan salurkan energi Anda menuju
kehidupan yang Anda jalani saat ini, secara positif. Anda tidak dapat
selalu unggul dalam perbedaan pendapat. Belajarlah menerima kekalahan dan
bertoleransilah. Hidup terlalu singkat untuk membenci siapa pun itu.
Jangan pernah membenci. Sadari bahwa hidup adalah sekolah, dan Anda
berada di sini sebagai pelajar. Masalah adalah bagian daripada kurikulum yang
datang dan pergi seperti kelas aljabar (matematika) tetapi, pelajaran yang Anda
dapat berlangsung seumur hidup. Iri hati membuang-buang waktu, Anda
sudah memiliki semua kebutuhan Anda. Tidak ada seorang pun yang
bertanggung jawab atas kebahagiaan Anda kecuali Anda.”
Konsep dasar pembentukan akhlak baik sebagai pribadi
bersumber pada pola pikir yang diajarkan dalam Al-Qur’an yaitu berfokuslah pada
diri sendiri. Jangan menuntut orang lain jadi baik tapi tuntutlah diri sendiri
yang harus selalu berakhlak baik. Dalilnya bisa kita simak dalam Al-Qur’an, “Jika
kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri,…” (Al Israa, 17:7).
Banyak dijelaskan dalam ayat yang lain, tapi ayat ini sering saya kutif karena
mudah dipahami pola berpikirnya. Jadi seluruh kebaikan dan keburukan diri sendirilah
penyebabnya. Begitulah Allah menetapkan aturan dalam kehidupan ini.
Selanjutkan
tentang pemebentukan kompetensi sosial. Randy Pausch menjelaskan beberapa cara
berpikir sebagai berikut; “Hubungi keluarga Anda sesering mungkin. Setiap hari berikan sesuatu yang
baik kepada orang lain. Ampuni setiap orang untuk segala hal. Habiskan waktu
dengan orang-orang di atas umur 70 dan di bawah 6 tahun. Coba untuk membuat
paling sedikit tiga orang tersenyum setiap hari. Apa yang orang lain pikirkan
tentang Anda bukanlah urusan Anda. Itu urusan mereka. Jangan pikirkan hal
tersebut. Pekerjaan Anda tidak akan menjaga Anda pada saat Anda sakit, tetapi
keluarga dan teman Anda. Tetaplah berhubungan baik dgn mereka dan lingkungan
Anda.”
Konsep dasar pembentukan kompetensi
sosial bersumber pada Al-Qur’an yang ayatnya luar biasa banyak yaitu tentang
sedekah. “Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah:
"Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada
ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka
sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.” (Al Baqarah, 2:215). Ayat ini memerintahkan
kepada kita untuk membangun hubungan sosial yang baik terutama dengan orang-orang
yang sudah tua dan anak-anak terutama anak yatim. Mereka adalah orang-orang
yang sangat membutuhkan perhatian dari kita karena posisinya sangat membutuhkan
asuhan dan pertolongan orang lain.
Terakhir
untuk pembentukan karakter religius, Randy Pausch menjelaskan beberapa
pelajaran sebagai berikut; “Jadikan Tuhan sebagai yang pertama dalam setiap pikiran, perkataan, dan
perbuatan Anda. Tuhan menyembuhkan segala sesuatu. Lakukan hal yang benar. Sebaik/seburuk
apapun sebuah situasi, hal tersebut akan berubah. Tidak peduli bagaimana
perasaan Anda, bangun, berpakaian, dan beraktivitaslah. Yang terbaik belumlah
tiba, tapi nikmati saja yang ada. Buang segala sesuatu yang tidak berguna,
tidak indah, atau mendukakan. Ketika Anda bangun di pagi hari, berterima
kasihlah pada Tuhan untuk itu. Jika Anda mengenal Tuhan, Anda akan selalu
bersukacita. So, be happy.”
No comments:
Post a Comment