Wednesday, June 3, 2020

TIGA AYAT PEMBENTUK KARAKTER DARI RANDY PAUSCH

OLEH : TOTO SUHARYA
(Kepala Sekolah, Trainer Logika Tuhan)

Juli Wahyu Pari Dunda menjelaskan, “Randy Pausch seorang profesor dari Carnegir Mellon University telah menginspirasi banyak orang melalui tulisan dalam buku the last lecture. Intinya buku ini memberi pesan bagaimana manusia bisa hidup lebih baik dengan memperhatikan tiga hal yaitu: personality, comunity dan live. (beritadisdik.com). Tulisan ini sangat membantu saya bagaimana mengajarkan cara berpikir agar mudah dipahami. Semua kebaikan pola pikir Randy Pausch sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an.

Semua pola pikir yang diajarkan oleh Randy Pausch berpfokus pada pengembangan pribadi berakratker atau dalam tujuan pendidikan nasional menjadikan anak-anak didik berakhlak baik. Pengembangan akhlak baik yang dikemukakan Randy Pausch jika di jelaskan dalam bahasa kurikulum yaitu berfokus pada pembentukan karakter pribadi (personality), sosial (community) dan religius (live).

Beberapa pola berpikir yang diajarkan Randy Pausch saya kutif kembali dari tulisan Pak Juli. “Jangan berpikir negatif akan hal-hal yang berada di luar kendali Anda, melainkan salurkan energi Anda menuju kehidupan yang Anda jalani saat ini, secara positif. Anda tidak dapat selalu unggul dalam perbedaan pendapat. Belajarlah menerima kekalahan dan bertoleransilah. Hidup terlalu singkat untuk membenci siapa pun itu. Jangan pernah membenci. Sadari bahwa hidup adalah sekolah, dan Anda berada di sini sebagai pelajar. Masalah adalah bagian daripada kurikulum yang datang dan pergi seperti kelas aljabar (matematika) tetapi, pelajaran yang Anda dapat berlangsung seumur hidup. Iri hati membuang-buang waktu, Anda sudah memiliki semua kebutuhan Anda. Tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab atas kebahagiaan Anda kecuali Anda.

Konsep dasar pembentukan akhlak baik sebagai pribadi bersumber pada pola pikir yang diajarkan dalam Al-Qur’an yaitu berfokuslah pada diri sendiri. Jangan menuntut orang lain jadi baik tapi tuntutlah diri sendiri yang harus selalu berakhlak baik. Dalilnya bisa kita simak dalam Al-Qur’an, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri,…” (Al Israa, 17:7). Banyak dijelaskan dalam ayat yang lain, tapi ayat ini sering saya kutif karena mudah dipahami pola berpikirnya. Jadi seluruh kebaikan dan keburukan diri sendirilah penyebabnya. Begitulah Allah menetapkan aturan dalam kehidupan ini.

Selanjutkan tentang pemebentukan kompetensi sosial. Randy Pausch menjelaskan beberapa cara berpikir sebagai berikut; Hubungi keluarga Anda sesering mungkin. Setiap hari berikan sesuatu yang baik kepada orang lain. Ampuni setiap orang untuk segala hal. Habiskan waktu dengan orang-orang di atas umur 70 dan di bawah 6 tahun. Coba untuk membuat paling sedikit tiga orang tersenyum setiap hari. Apa yang orang lain pikirkan tentang Anda bukanlah urusan Anda. Itu urusan mereka. Jangan pikirkan hal tersebut. Pekerjaan Anda tidak akan menjaga Anda pada saat Anda sakit, tetapi keluarga dan teman Anda. Tetaplah berhubungan baik dgn mereka dan lingkungan Anda.”

Konsep dasar pembentukan kompetensi sosial bersumber pada Al-Qur’an yang ayatnya luar biasa banyak yaitu tentang sedekah. “Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.” (Al Baqarah, 2:215). Ayat ini memerintahkan kepada kita untuk membangun hubungan sosial yang baik terutama dengan orang-orang yang sudah tua dan anak-anak terutama anak yatim. Mereka adalah orang-orang yang sangat membutuhkan perhatian dari kita karena posisinya sangat membutuhkan asuhan dan pertolongan orang lain.

Terakhir untuk pembentukan karakter religius, Randy Pausch menjelaskan beberapa pelajaran sebagai berikut; Jadikan Tuhan sebagai yang pertama dalam setiap pikiran, perkataan, dan perbuatan Anda. Tuhan menyembuhkan segala sesuatu. Lakukan hal yang benar. Sebaik/seburuk apapun sebuah situasi, hal tersebut akan berubah. Tidak peduli bagaimana perasaan Anda, bangun, berpakaian, dan beraktivitaslah. Yang terbaik belumlah tiba, tapi nikmati saja yang ada. Buang segala sesuatu yang tidak berguna, tidak indah, atau mendukakan. Ketika Anda bangun di pagi hari, berterima kasihlah pada Tuhan untuk itu. Jika Anda mengenal Tuhan, Anda akan selalu bersukacita. So, be happy.”

Konsep dasar pembentukan karakter religius adalah mendekatkan, mengantungkan dan selalu berprasangka baik kepada segala ketentuan Allah. Ayat yang menjelaskan untuk selalu berpikir, berkata, dan berbuat atas nama Allah sebagai berikut, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar ra’d, 13:28). Mengingat Allah adalah kata kunci pertama agar manusia bisa dikatakan religius. Orang-orang yang lupa pada Allah adalah mereka yang dianggap kafir (terutup) dari segala kesenangan dan kebahagiaan hidup. Dengan mengingat Allah segala keburukan bisa jadi kebaikan yang menetramkan hati. Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment

MENGAPA ADA PELAJARAN OLAH RAGA?

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Olah raga secara kasat mata adalah gerakan fisik. Jika kita lihat dari sudut pandang neurosains olah ra...