Saturday, September 26, 2020

FILOSOFI QUR’AN DIBALIK JASMERAH

OLEH: TOTO SUHARYA

(Kepala Sekolah dan Guru Sejarah)

Jangan melupakan sejarah (Jasmerah). Kata-kata ini dikemukakan oleh Bung Karno sebagai wasiat kepada generasi penerusnya. Tapi tahukah dari mana kata-kata ini muncul? Bung Karno dengan literasinya yang tinggi, Beliau termasuk penafsir Qur’an yang handal. Kata-kata Jasmerah yang dikemukakannya diilhami dari ayat-ayat Al-Qur’an.

Bersumber pada sejarah manusia yang terekam di dalam Al-Qur’an, Sukarno menafsirkan bahwa sejarah memiliki hukum kehidupan. Apa yang terjadi di kemudian hari adalah buah dari kejadian yang terjadi di masa lalu. Inilah hukum sejarah yang dipahami Sukarno dari keterangan ayat Al-Qur’an. Hidup manusia sangat tergantung pada dialektika sejarah.

Beberapa ayat yang menjelaskan adanya hukum sejarah dijelaskan dalam Al-Qur’an. “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lohmahfuz) (yasin, 36:12). Ayat ini menjelaskan bagaimana manusia diadili kelak oleh Tuhan berdasarkan catatan sejarah hidupnya di bumi.

Lalu Allah menetapkan hukum sejarah yang berlaku pasti dan tidak akan megalami perubahan. Siraj (2012, hlm. 38) menjelaskan berlakunya hukum sejarah dijelaskan di dalam Al-Qur’an, “Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah. (Al-Ahzab, 33:62).

Secara substantif kepastian itu dikabarkan di dalam Al-Qur’an. “Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (Al Ankabuut, 29:7).

Atas dasar pengetahuan Al-Qur’an inilah Sukarno mengambil sebuah pemahaman tentang adanya hukum sejarah. “Bung Karno menjelaskan sejarah memiliki hukum kerjanya sendiri. Yang berbuat salah selalu menerima hukumannya. Yang mendapat benar akan mendapat ganjarannya. Itulah hukum tetap sejarah. Jangan lakukan kejahatan karena menurut sejarah, cepat atau lambat, pelakunya akan ditimpa nestapa. Selalulah berusaha benar, karena kebenaran itu akan menyelamatkan dan membahagiakan. Itulah pesan sejarah. Maka dari itu, jangan sekali-kali melupakan (hukum) sejarah” (Arifin, 2017, hlm. 47). Siraj (2012, hlm. 38).

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya (sejarah) untuk hari esok (masa depan/akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Hasr, 59:18).  Arifin (2017, hlm. 49). Berdasarkan ayat di atas, ditafsir bahwa sejarah adalah pelajaran untuk masa depan. Untuk menjalani masa depan dengan baik masa lalu merupakan kompasnya. Petunjuk masa depan ada pada sejarah masa lalu, dan sumber utama adalah Al-Qur’an, sebagaimana dua pertiga dari isi Al-Qur’an adalah kisah-kisah sejarah.

Oleh karena itu mata pelajaran sejarah adalah kemutlakkan untuk dipelajari di dalam kurikulum di sekolah. Indonesia sebuah bangsa besar akan terus terekam kebesarannya jika sejarah bangsanya dikabarkan terus dari generasi ke generasi. Menghilangkan mata pelajaran sejarah atau menjadikannya pilihan adalah langkah gegabah yang akan mengancam kebesaran dan keberadaban bangsa.

Jasmerah bukan sekedar kata-kata bijak karangan Bung Karno, tetapi sebagai kata-kata yang telah diilhami dari kitab suci Al-Qur’an. Maka barang siapa mencoba menghilangkan sejarah atau menyepelekannya dari kurikulum pembelajaran, bukan hanya tidak menghargai perjuangan para pendiri bangsa di masa lalu, tetapi mengabaikan dari perintah Allah swt yang tertuang di dalam Al-Qur’an.

Maka berhati-hatilah para pengambil kebijakan barang siapa ingkar kepada kebenaran maka sejarah akan membuktikannya dia akan mendapat balasannya. Dan barang siapa taat kepada Tuhannya dia akan mendapatkan kesejahteraan yang dijanjikan-Nya. Wallahu’alam. 

No comments:

Post a Comment

MENGAPA GURU HARUS TERHORMAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Untuk menghormati guru, di Jepang tidak ada hari guru. Kisah ini dibagikan oleh Pak Susila dari Banten ...