Thursday, December 10, 2020

GENERASI BARU KEPALA SEKOLAH

OLEH: TOTO SUHARYA
(kepala Sekolah, Sekretaris AKSI/KACI)

Dirjen GTK Iwan Syahril mengatakan dalam kegiatan forum komunikasi organisasi profesi di Jakarta, “sulit sekali mencari kepala sekolah di bawah usia 45 tahun yang akan dijadikan sebagai kepala sekolah penggerak”. Rata-rata kepala sekolah sudah diatas 45 tahun. Tujuan mencari kepala sekolah dibawah 45 tahun adalah untuk melahirkan generasi baru kepala sekolah sebagai kepala sekolah penggerak.

Saat ini, generasi baru kepala sekolah akan direkrut dari guru-guru terbaik. Action-nya akan dimulai dari rekruitmen calon guru penggerak, pelatihan guru penggerak melalui magang dan lokakarya, dan pelatihan guru penggerak melalui pendampingan (on the job coaching). Selanjutnya pada tahap awal ini akan direkrut 40.000 kepala sekolah dan 12.500 pengawas sebagai generasi baru yang berorientasi pada pembelajaran siswa. Inilah rencana peta jalan pendidikan yang akan dilakukan pada kementerian pendidikan Indonesia.

Provinsi Jawa Barat sudah berada satu langkah di depan. Sistem seleksi BCKS yang terbuka melibatkan kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, komite sekolah, dan dinas pendidikan adalah mungkin bagian dari peta jalan yang telah direncanakan oleh kemdikbud. Penggunaan teknologi informasi dalam seleksi BCKS di Jawa Barat telah mendapat apresiasi dan kontra. Namun semangat untuk memperbaiki kualitas pendidikan dengan mengembangkan seleksi BCKS secara holistis patut diacungi jempol.

Dunia pendidikan kita sudah tertinggal 18 tahun oleh bangsa-bangsa lain. Dalam rancangan peta jalan pendidikan, kemdikbud telah mengidentifikasi berbagai perkembangan masyarakat di masa mendatang. Kemdikbud juga mengidentifikasi faktor apa yang menyebakan kualitas pembelajaran di kelas tertinggal dari negara lain.

Berdasar hasil tes PISA, pendidikan Indonesia, 70% siswa mengalami kelemahan dalam kompetensi membaca, 71% dalam kompetensi matematika, 60% dalam kompetensi sains, dan kemampuan lemah dalam pola pikir. Anak-anak Indonesia masih takut gagal, kurang motivasi belajar, dan tidak memiliki keyakinan pada pendidikan sebagai faktor terpenting dalam mewujudkan kesejahteraan hidupnya.

Selain itu kemdikbud memetakan hasil pendidikan dasar dan menengah kurang memadai karena rendahnya kualitas guru, infrastruktur dan kesenjangan pada pemerintahan. Pembelajaran kurang fokus pada karakter dan tidak menyenangkan. Pembelajaran kurang melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kompetensi guru berada pada grade 52 dari skala 100. Sekolah sebanyak 43% tidak akses internet, dan 20% tidak memiliki perpustakaan produktif.

Selanjutnya kemampuan siswa dalam berkomunikasi rendah, rata-rata kata yang dikemukakan guru dan siswa dibanding dengan negara lain masih rendah. Guru Indonesia berkomunikasi rata-rata dengan 3,243 dan siswa berkomunikasi dengan rata-rata 509 kata. Sementara rata-rata kata yang digunakan oleh guru dan siswa di negara lain antara guru 5000 lebih dan siswa 600 lebih.

Faktor lainnya penyebab rendahnya mutu pembelajaran adalah guru paruh waktu bergaji rendah, pelatihan guru kurang, profesi guru tidak menarik sehingga sulit menarik SDM guru berkualitas. Kondisi geografis menyulitkan mobilisasi guru dan terbatasnya pendirian sekolah karena jumlah penduduk tersebar di berbagai lokasi dan rendahnya kontribusi swasta dalam sektor pendidikan.

Dari berbagai tantangan yang dihadapi dunia pendidikan, langkah kecil namun akan berdampak besar pada dunia pendidikan adalah membuat sebuah sistem rekruitmen calon kepala sekolah dari guru-guru terbaik. Dinas pendidikan provinsi Jawa Barat sudah melakukan langkah sekalipun kecil untuk merekrut kepala sekolah dari guru-guru terbaik.

Langkah kecil yang dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi Jawa Barat adalah melakukan seleksi terbuka bagi para bakal calon kepala sekolah dengan memanfaatkan aplikasi TRK (Tunjangan Remunerasi Kinerja). Menurut Yerry Yanuar (kepala BKD Provinsi Jawa Barat) TRK adalah aplikasi untuk mengukur kinerja PNS yang berujung pada tunjangan. Pada seleksi bakal calon kepala sekolah TRK digunakan untuk melakukan seleksi terbuka bakal calon kepala sekolah dengan menyediakan vasilitas vote video BCKS dengan melihat pemampilan video selama satu menit, dan file data prestasi yang telah dicapai BCKS selama menjadi guru.

Keunggulan dari sistem seleksi ini kemungkinan besar akan menghasilkan para bakal calon generasi baru yang diharapkan oleh dunia pendidikan. Harapan ini terwujud pada sosok-sosok bakal calon yang sudah diketahui publik dari cara komunikasi, pengalaman manajemen sekolah, dan prestasi-prestasi yang diraihnya. Jadi jika dikemudian hari ada kejanggalan rekam jejaknya bisa ditelusuri oleh semua pihak melalui jejak digital.

Penggunaan aplikasi TRK yang dilakukan dinas pendidikan dan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat bisa jadi langkah kecil yang dapat ditiru daerah lain dan terus dikembangkan untuk mewujudkan peta jalan pendidikan Indonesia menuju Indonesia makmur pada tahun 2045. Selamat datang generasi baru kepala sekolah semoga anda menjadi bagian dari langkah benar untuk mengubah arah kapal besar. Pemerintah daerah yang dipetakan oleh kemdikbud telah menjadi salah satu penghambat lahirnya pendidikan berkualitas, mudah-mudahan tidak terjadi di pemerintah Provinsi Jawa Barat.  Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment

JURUSAN REKAYASA INFORMASI

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Rekayasa informasi perlu jadi mata pelajaran di sekolah-sekolah. Sudut pandang, cara berpikir, persepsi...