OLEH: TOTO SUHARYA
Salah satu unsur wajib keimanan seseorang adalah percaya
kepada adanya takdir Tuhan. Seluruh hidup manusia tidak akan pernah lepas dari
takdir Tuhan. Takdir adalah sebuah konsep yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an. Penting
memahami konsep dan fakta tentang takdir Tuhan, karena ada kaitan dengan
pendidikan.
“dan
matahari (wasyamsu) berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah takdir (dalika
takdirul) Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Yaasin, 36:38).
Jika kita lihat hubungan konsep pada ayat di atas, kata takdir
menjelaskan kalimat sebelumnya “matahari berjalan di tempat peredaran”. Jika
dihubungkan dapat ditarik sebuah pengertian maka takdir adalah ketetapan yang
tidak mengalami perubahan, sebagaimana matahari berjalan di tempat peredaran.
Berjuta-juta tahun matahari tetap berada dalam peredaran, itulah contoh nyata
takdir Tuhan.
Dalam kehidupan manusia, Allah menetapkan takdir-takdir-Nya yang tidak mengalami perubahan, sebagaimana matahari berjalan di tempat peredarannya. Manusia dalam hidupnya mengalami jalan-jalan tempat peredarannya. Salah satunya kematian. Setiap makhluk akan beredar pada kematian. Takdir Allah pada kehidupan manusia bukan hanya kematian, tetapi ada dalam dinamika kehidupan sehari-hari.
Takdir Allah dalam kehidupan sehari hari adalah kesulitan dan
kemudahan yang datang bergiliran silih berganti. Takdir ini Allah jelaskan di
alam yaitu silih bergantinya malam dan siang. Demikian juga dalam hidup manusia
akan terus terjadi silih berganti kegagalan dan keberhasilan. Siklus ini jika
kita baca dengan pola sebab akibat maka kegagalan adalah sebab datangnya
keberhasilan. Tidak ada manusia yang bisa keluar dari garis edar kegagalan dan
keberhasilan, seperti beredarnya matahari, bulan, malam dan siang.
Tidaklah mungkin bagi matahari (lassyamsu yanbagilaha)
mendapatkan bulan dan malam (walalllailu) pun tidak dapat mendahului siang. Dan
masing-masing beredar pada garis edarnya. (yaasin, 36:40).
Orang-orang yang tidak memahami takdir, selalu berusaha
menghindari kesulitan dalam hidup, dan menghindari kegagalan demi mendapat
kesuksesan. Padahal sebagai takdir Tuhan, kesulitan, kegagalan tidak dapat
dihindari dalam kehidupan manusia. Namun demikian, kesulitan dan kegagalan cenderung
ditakuti bahkan dibenci, padahal kesulitan dan kegagalan adalah garis edar
manusia bahkan penyebab keberhasilan manusia. Menghindari kegagalan dan
kesulitan sebenarnya tindakan bodoh dan sia-sia, karena kegagalan dan kesulitan
tidak akan dapat dihindari seperti garis edar silih bergantinya malam dan
siang. Jadi menghindari dan takut gagal atau kesulitan sama dengan kegagalan
karena mengingkari takdir Tuhan.
Pendidikan yang mengajarkan bagaimana menghindari kegagalan
sama dengan mengajarkan kegagalan. Pendidikan yang baik adalah mengajarkan agar
murid-murid punya keberanian untuk gagal dan menghadapi kesulitan. Sekalipun
dilakukan perencanaan, kegagalan dan kesulitan akan tetap ditemuinya.
Perencanaan dibuat bukan untuk menghindari kegagalan atau mendapatkan
keberhasilan. Perencanaan dibuat untuk membangun kesadaran bahwa perencanaan
buruk akan melahirkan keburukan dan perencanaan baik akan menghasilkan
kebaikan.
Melalui perencanaan manusia akan menyadari faktor apa yang
menyebabkan kegagalan dan faktor apa yang menyebakan keberhasilan. Perencanaan
adalah kesadaran manusia untuk mengetahui sebab dan akibat dari setiap kejadian
untuk dijadikan pelajaran.
Jika demikian, setiap perencanaan harus diawali dengan niat
baik. Rencana baik adalah sebaik-baiknya rencana, dan rencana buruk
seburuk-buruknya rencana. Tidak ada rencana yang menjanjikan keberhasilan,
karena keberhasilan ada dibalik kegagalan. Jadi untuk apa lama-lama dalam
perencanaan, karena yang penting bagi manusia dan harus dimiliki oleh murid-murid
adalah keberanian untuk melakukan apapun rencana baik yang direncanakannya.
Murid-murid pemberanilah yang punya peluang untuk berhasil. Murid-murid yang
berani gagal, berani melakukan, memiliki kelas satu tingkat di atas anak-anak
cerdas yang diajari cara-cara panjang, berbelit-belit dalam merencanakan.
Saya sangat suka sekali dengan analogi bapak terkait peredaran matahari dan takdir. Kemudian pak, kata-kata bapak yang menyentuh saya adalah saat zoom meeting terakhir terkait "impian besar harus sejalan dengan pengorbanan yang besar pula" dan terkait "memperbaiki penampilan tidak penting,yang penting meningkatkan kompetensi" rasanya kata-katanya semua mewakili dan membuat saya tenang. Terimakasih pak, sangat bermanfaat sekali tulisannya 11
ReplyDeleteAlhamdulillah...tetap opitmis dengan fokus pada Allah. Segala kebaikan adlah milik Allah
ReplyDelete