OLEH: TOTO SUHARYA
Akibat dari keterbatasan
pengetahuan, hampir semua orang beranggapan bahwa emosi seseorang dikendalikan
oleh hati. Pemahaman hati dibedakan dengan otak, karena hati hampir semua orang
berprasangka ada di wilayah rongga dada. Sehingga emosi selalu berkaitan dengan
hati yang ada di dalam dada dan tidak berkaitan dengan otak.
Sebuah penelitian tentang otak
sudah banyak diungkap bahwa aktivitas emosi seseorang dikendalikan oleh otak
sistem limbik. Dalam otak sistem limbic terdiri dari dua bagian yaitu
hippocampus dan amygdala. Berdasarkan hasil penelitian bagian amygdala inilah
pusat emosi terletak di bagian paling dalam otak. (Semiawan, 2017, hlm. 43).
LeDoux melakukan penelitian
panjang selama 100 tahun, tentang fungsi otak amygdala dengan menggunakan
teknik mengendalikan emosi. Dari hasil
penelitian tersebut Amygdala memiliki peran penting dalam mengendalikan emosi
baik negatif maupun positif. Amygdala tidak bekerja sendiri dalam mengedalikan
emosi. Amygdala membutuhkan koginisi terutama dalam hal ingatan berkaitan
dengan fungsi otak Cortex. Hubungan antara Amygdala dengan Cortek terjadi
karena berperannya otak Hippocampus yang ada dalam sistem limbik.
Kesimpulannya, otak Amygdala
yang bertugas mengendalikan emosi sangat beperan besar dalam mengambil
keputusan demi keputusan. Dalam mengambil keputusan otak Amygdala tidak lepas
dengan otak Cortex yang berisi berbagai macam pengetahuan yang diingat. Namun
demikian peran Amygdala lebih dominan mengendalikan emosi dibanding peran
Cortex sebagai penyaji pengetahuan dalam bentuk ingatan. (Semiawan, 2017, hlm.
44).
Jika dikaitkan dengan hati,
maka Amygdala bisa jadi adalah bagian hati yang selalu memengaruhi prilaku kita
setiap hari. Jika keterangan di dalam Al-Qur’an bahwa hati adalah segumpal
daging yang ada di dalam dada, maka jantung bisa jadi adalah bagian hati yang
merespon emosi dari Amygdala dengan getaran berupa ritme detak jantung. Emosi
negatif akan mendorong ritme detak jantung tidak normal, dan emosi positif akan
mendorong ritme jantung menjadi normal. Ritme jantung seseorang menjadi ukuran
sehat dan tidaknya seseorang, dan pengendalinnya ada di otak Amygdala.
Pesoalan selanjutnya adalah bagaimana mengendalikan Amygdala agar selalu menghasilkan emosi positif dalam segala kondisi. Syarat yang harus dimiliki adalah otak Kortex harus selalu menghasilkan pengetahuan positif, ingatan harus selalu kepada pengetahuan positif. Hippocampus yang berperan sebaga penghubung antara cortex dan Amygdala harus dilatih dengan kemampuan otak dalam kegiatan bernalar yaitu menghubung-hubungkan (mengelola) informasi berupa konsep, kejadian, menjadi sebuah kesimpulan yang positif dalam ingatan.
Sederhananya untuk menjaga
emosi tetap positif, maka otak cortek harus senantiasa menyediakan stok
pengetahuan yang positif. Jika stok pengetahuan positif di cortex tidak ada
atau kekurangan, maka emosi akan menerima pengetahuan-pengetahuan negatif yang
ada di otak cortek. Jika kondisi ini dibiarkan maka Amygdala akan selalu terisi
dengan pengetahuan-pengetahuan negatif, dan akan berdampak pada ritme jantung
yang tidak normal. Pengetahuan negatif yang sering dikonsumsi oleh Amygdala
akan membawa bibit penyakit berupa virus-virus yang menyebabkan peredaran darah
kotor dan menyebar bersemanyam dibagian-bagian tubuh yang lemah menjadi
penyakit. Stok pengetauan positif sangat tergantung pada kemampuan Hippocampus
dalam mengolah pengetahuan.
Sekarang bagaimana caranya
agar otak cortex selalu menyediakan stok pengetahuan positif dalam jumlah
banyak. Di sini pentingnya petunjuk berpikir, mengolah pengetahuan agar
semuanya mejadi positif. Allah sebagai sumber pengetahuan menurunkan wahyu
sebagai petunjuk berpikir kepada manusia. Allah mengukuhkan diri sebagai
pemilik pengetahuan yang absolut positif. Allah mengajarkan cara bernalar sebab
akibat (logika) yang selalu menghasilkan pengetahuan positif. Salah satu
petunjuk-Nya adalah kesulitan, kegelisahan, kesedihan, bencana, adalah penyebab
kebahagiaan jika manusia mau berpedoman pada pola pikir yang diajarkan Allah.
Cara berpikir ini harus dilatihkan pada otak terutama pada otak
Hippocampus.
No comments:
Post a Comment