OLEH: TOTO SUHARYA
(Kepala Sekolah, Sekretaris DPP AKSI)
Dalam silaturahmi nasional dan
webinar AKSI 2021, sengaja diangkat tema tentang Guru Berkarakter Pancasila.
Sebagai bahan diskusi tulisan ini adalah pengantar agar pada saat webinar dapat
disikusikan bersama-sama. Tujuan silaturahmi dan webinar adalah untuk mensosialisasikan
Pelajar Pancasila dan upaya untuk mewujudkannya. Pancasila adalah ideologi
bernegara yang digali dari nilai-nilai agama dan bersifat universal. Pancasila adalah
ideologi kelas dunia yang dapat ditawarkan kepada penduduk dunia untuk mewujudkan
perdamaian dunia.
Setidaknya ada enam kriteria
yang bisa dijadikan sebagai ciri karakter dari pelajar Pancasila; Pertama
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditandai dengan memiliki
akhlak yang baik dalam beragama, pribadi, pada sesama manusia, alam dan menjadi
warga negara yang baik. Kedua, berkebinekaan global, yaitu mengenal
menghargai budaya dan mampu berkomunikasi lintas kultural. Ketiga gotong
royong, dengan indikator suka berkolaborasi, peduli dan mau berbagi tanpa
memandang suku ras dan agama. Keempat mandiri, ditandai dengan memiliki
kesadaran diri dalam segala situasi yang dihadapi dan mampun mengelola diri
sendiri. Kelima bernalar kritis, yaitu mampu memproses informasi kualitatif
maupun kuantitaif, membangun keterkaitan antar informasi, menganalisis,
mengevaluasi, dan menyimpulkan. Keenam kreatif dalam arti memiliki
gagasan, karya dan tindakan yang orisinal. (https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?page_id=2817)
Enam kritieria Pelajar
Pancasila di atas menjadi ciri-ciri dari seorang pelajar berkarakter
Pancasila. Mewujudkan pelajar-pelajar berkarakter Pancasila adalah tugas guru
dan kepala sekolah. Upaya upaya pendidikan harus terkondisikan untuk mewujudkan
pelajar berkarakter Pancasila. Tujuan membentuk pelajar berkarakter Pancasila secara
tidak langsung mengajak guru-guru kepala sekolah untuk menjadi manusia-manusia
berkarakter Pancasila terlebih dahulu. Guru-guru dan kepala sekolah harus
menjadi model teladan dari sosok manusia berkarakter Pancasila.
Ada hambatan-hambatan yang masih
terjadi dalam membentuk karakter Pancasila yaitu kejumudan berpikir dalam memahami
ajaran agama. Akibatnya masih ada kemacetan-kemacetan cara berpikir dalam mengimplementasikan
manusia berkarakter Pancasila. Kemacetan berpikir disebabkan oleh lemahnya
kemampuan bernalar dan literasi dalam beragama. Pemahaman sempit dengan sudut pandang kacamata kuda, menjadi sebab intoleran terhadap perbedaan-perbedaan
pemikiran dan pemahaman ajaran agama. Pemahaman beragama yang tidak komprehensif
karena fanatik pada satu pakem melahirkan sosok-sosok yang kurang fleksibel secara intelegen dalam memahami sebuah kebaikan bersumber pada ajaran agama.
Hambatan selanjutnya telah
terjadi penistaan terhadap agama sebagai bias opini dari prilaku sebagian penganut agama. Seterotif terhadap penganut agama telah membelah kelompok agama
menjadi garis keras dan moderat yang kadang sulit membedakannya. Akibatnya penistaan
terhadap agama menjadi sudut pandang dengan penuh kecuriagaan kepada penganut
agama yang terlihat taat dengan atribut kegamaan yang dipakainya. Isu pemikiran
teror yang disematkan pada sebagian penganut ajaran agama, dan berita-berita
media yang dibesar-besarkan tentang penangkapan teroris, secara tidak langsung
membentuk opini negatif terhadap penganut-penganut agama yang terlihat taat. Akhirnya
agama seolah-olah menjadi penghambat dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Cara pandang sterotif, negatif
terhadap kelompok penganut agama bisa jadi hambatan nyata dalam mewujudkan
pelajar-pelajar Pancasila. Untuk itu harus hadir guru-guru yang telah memahami
hakikat dari sosok pelajar berkarakter Pancasila, sehingga guru bisa menjadi
duta-duta manusia berkarkater Pancasila dan setiap hari hadir di kelas melayani
dan memberikan contoh teladan kepada siswa.
Guru-guru berkarakter
Pancasila adalah penjaga persatuan bangsa Indonesia. Guru-guru berkarater
Pancasila adalah guru-guru yang taat beragama dan berkemampuan nalar tinggi,
setelah literate sehingga bisa memahami, menganalisis, mengintegrasikan pemikiran
keberagamaannya menjadi penguat dalam mewujudkan pelajar-pelajar berkarakter
Pancasila.
No comments:
Post a Comment