OLEH: TOTO SUHARYA
Apakah selama ini pendidikan kita
sudah berada di jalan lurus? Jawabannya ada dipengetahuan kita tentang apa itu jalan
lurus. Setiap hari berulang-ulang umat Islam yang menjadi mayoritas penduduk
Indonesia memohon kepada Tuhan untuk dibimbing selalu berada di jalan lurus. Selanjutnya
urusan akal manusia untuk berusaha menemukan jalan lurus dari apa yang kita ushakan
salah satunya dalam kurikulum pendidikan.
Menemukan jalan yang lurus sangat
penting bagi umat Islam karena pengulangan dalam doa terbilang paling banyak.
Jika usia orang 46 tahun, satu tahun 365 hari, lalu setiap hari mengulang
permohonan ditunjukkan jalan yang lurus setiap hari minimal 17 kali, masa kita
tidak bisa menemukan jalan lurus? Akal punya kemampuan mengidentifikasi apakah
yang dimaksud jalan lurus dan bagaimana implementasinya dalam kurikulum
pendidikan? Pendekatan pemahaman agama yang dogmatis, telah membatasi pemahaman
dan penerapan pengetahuan Al-Qur’an dalam bidang pendidikan.
Jalan lurus adalah konsep yang diterjemahkan dari Al-Qur’an, maka memahami jalan lurus secara definitif dan operasional tentu harus mengkaji isi ayat-ayat Al-Qur’an. Sebagaimana dipahami oleh para mufasir, Al-Qur’an secara etimologi adalah saling keterkaitan. Pengertian bahasa ini oleh para mufasir dijadikan sebagai metode untuk memahami pengertian konsep-konsep yang ada di dalam Al-Qur’an hingga bisa dilaksanakan secara operasional dalam kehidupan sehari-hari. Fahmi Basya salah soerang ahli tafsir Al-Qur’an mengatakan bahwa menafsir Al-Qur’an yang tepat adalah menafsirnya dengan Al-Qur’an. Kata dengan kata atau ayat dengan ayat, karena sifat Al-Qur’an adalah saling keterkaitan.
Salah satu pengertian jalan lurus
yang dapat kita temukan langsung dari Al-Qur’an terdapat dalam beberapa surat. “Sesungguhnya
Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang
lurus". (Ali Imran, 3:51). Di dalam ayat lain dijelaskan, “dan
hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. (Yaasin, 36:61).
Konkretnya jalan lurus adalah menjadikan
Tuhan Yang Esa sebagai satu-satunya Tuhan yang ditaati. Dari kehendak hati, pikiran,
dan tindakan semua harus merupakan representasi dari ketaatan kepada Tuhan Yang
Esa. Meniati setiap tindakan untuk tujuan mengesakan dan mengeksitensikan Tuhan
Yang Esa sebagai sumber penyebab tindakan adalah jalan lurus.
“Sungguh, Aku bersumpah dengan
bintang-bintang, yang beredar dan terbenam, demi malam apabila telah hampir
meninggalkan gelapnya, dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing, sesungguhnya
Al Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia
(Jibril),” (At Takwir, 81: 15-19).
Matahari, bulan, bintang yang
bergerak dan beredar pada garis edarnya merupakan jalan lurus yang mereka tempuh
sebagai bentuk ketaatan kepada Allah swt. Semua makhluk yang diciptakan Tuhan menaati
Allah penciptanya. Udara yang dihirup, air yang diminum, api yang membakar, angin
yang berhembus semua bergerak dengan ketaatan kepada Allah swt. Malam, subuh, fajar, siang semua berada dalam
ketaatan kepada Allah swt dan fenomena itu adalah Al-Qur’an. Tidak ada satu
makhluk pun di dunia ini yang tidak taat pada Allah swt.
“maka ke manakah kamu akan
pergi? (At Takwir, 81:26). Pertanyaan ini mengisyaratkan kemanapun pergi
manusia tidak akan bisa lepas dari segala ketetapan Allah. Tangan yang mengambil,
kaki melangkah, jantung berdetak, hati merasa, otak berpikir, mata melihat,
telinga mendengar semua atas kehendak Allah swt.
Seluruh benda, teknologi dan
aktivitasnya adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang jika diteliti akan mengingatkan
manusia bahwa semuanya ada berada di atas kehendak Allah swt. “Al Qur'an itu
tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam,” (At Takwir, 81:27). Orang-orang
yang hidupnya di jalan lurus, mereka yang mengetahui, meneliti, mengimani, dan
meyakini bahwa seluruh makhluk ciptaan dan gerakannya berada di atas kehendak Allah
swt. “bagi siapa di antara kamu yang mau
menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki kecuali apabila
dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (At Takwir, 81, 28-29).
Jalan lurus adalah sebuah ketaatan
manusia kepada Allah swt sebagai satu-satunya pengatur dan pemilik segala
kekuatan yang ada di alam semesta. Tidak ada kekuatan lain selain satu kekuatan
dari Allah swt. Pendidikan yang lurus adalah kurikulum menggiring seluruh
peserta didik agar berketuhanan yang maha esa. Seluruh mata pelajaran tujuannya
ada dalam satu tujuan, yaitu mengantarkan para peserta didik untuk menjadi
manusia-manusia yang taat hanya kepada Tuhan Semesta Alam. Peserta didik yang
mengetahuai, memahami dan menemukan bahwa seluruh hidupnya berada dalam genggaman
kekuasaan Allah swt. Taka da satu tindakan pun yang luput dari penglihatan dan
pendengaran Allah swt. Inilah kurikulum pendidikan yang berada di jalan lurus.
No comments:
Post a Comment