Wednesday, June 23, 2021

MENGURANGI PENGANGGURAN

OLEH: TOTO SUHARYA

Dampak pandemi Covid-19 paling kasat mata adalah meningkatnya angka pengangguran. Pada tahun 2020 BPS mencatat pengangguran di Jawa Barat selama Pandemi mengalami kenaikan menjadi 10, 46 persen, mengalami kenaikan 0,60 persen dari tahun. Lulusan SMK menjadi penyumbang tingkat pengangguran terbuka (TPT) di anggka 18,75 persen pada agustus 2020, lebih tinggi dari warga lulusan SD yang berada di angka 5,68 persen. Tahun 2020 jumlah angkatan kerja pada Agustus 2020 sebanyak 24,21 juta orang mengalami peningkatan 0,22 orang dari tahun 2019. 

Semasa pandemi Covid-19, peningkatan angka pengangguran terkait dengan terjadinya PHK. Ada 1.983 perusahan yang terhambat kinerjanya karena pandemi covid-19. Sudah ada 19.089 pekerja yang terkena PHK dari 460 perusahaan. (https://www.merdeka.com/peristiwa/angka-pengangguran-di-jawa-barat-naik-selama-pandemi.html). 

Apa yang dapat kita ambil hikmah dari data di atas untuk pendidikan? Memprihatinkan data pengangguran lulusan SMK (18,75%) lebih tinggi dari pada lulusan SD (5,68%). Logika lucu, daya serap lulusan ke dunia kerja lebih bagus lulusan SD dibanding dengan luusan SMK. Kesimpulan lucu, jika ingin diterima kerja jangan melanjutkan sekolah ke SMK, cukup sekolah SD saja. Lulusan SMA tercatat pula sebagai penyumbang tingkat pengangguran terbuka.

Terkait dengan keberadaan pengusaha, jika 460 perusahaan melakukan PHK sebanyak 19.089 artinya rata-rata satu perusahaan melakukan PHK sebanyak kurang lebih 41 orang. Fakta ini menjadi jelas bahwa para pengusaha sangat dibutuhkan posisinya untuk membantu kesejahteraan masyarakat. Jika satu perusahaan bisa membuka lapangan pekerjaan 41 orang, berapa persen dibutuhkan pengusaha di negeri ini? Dengan populasi pengusaha 2,5% dari  270 juta penduduk Indonesia, seandainya satu pengusaha bisa merekrut tenaga kerja 41 orang, maka akan ada 276.750.000 terhidupi. Artinya kita membutuhkan minimal 2,5% pengusaha jika setiap pengusaha bisa merekrut 41 orang tenaga kerja.

Dalam sebuah webinar, Sandiaga Uno mengatakan, 99% ekonomi Indonesia digerakkan oleh para entrepreneurship usaha kecil, mikro dan ultra mikro. Namun sayangnya, entrepreneurship UKM di Indonesia masih ketinggalan dibanding negara Asean lainnya. “Singapura sudah 7%, Malaysia sudah 6%, Thailand sudah 5%, sedangkan Indonesia masih di bawah 3%. (8/09/20/ https://economy.okezone.com/ diakses, 07/06/2021)

Permasalahan bagi Indonesia untuk menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia, pertama; bagaimana meningkatkan jumlah pewirausaha dari populasi penduduk Indonesia. Kedua; bagaimana meningkatkan kualitas para pengusaha Indonesia agar mereka bisa merekrut tenaga kerja minimal 41 orang pekerja. Apakah yang bisa diupayakan dunia pendidikan khususnya di level pendidikan SMA? Pada tahun 2018 dari sebanyak 131,01 juta anggkatan kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan SMA menyumbang sebanyak 7,95%. (https://nasional.tempo.co/read/1173343/lulusan-sma-penyumbang-pengangguran-terbesar/full&view=ok). Pendidikan kewirausahaan adalah solusi tepat untuk dunia pendidikan menengah. Perlu keseriusan di dunia pendidikan untuk mensosialisasikan pendidikan kewirausahaan untuk meningkatkan jumlah pewirausaha secara nasional yang sudah tertinggal dari negara-negara tentangga.

Karakter Entrepreneur

Pendidikan kewirausahaan harus dikerjakan mulai dari pengembangan pola pikir, skill, dan praktek. Tiga ranah ini harus dikerjakan secara bersamaan dan berkelanjutan untuk mengembangkan karakter entrepreneur. Pengembangan karakter entrepreneur harus jadi trend pendidikan di era industri 4.0. Karakter entrepreneur adalah soft skill yang wajib dimiliki peserta didik di abad sekarang. Para para peserta didik yang memiliki karakter entrepreneur tidak ada istilah menganggur karena mereka bukan pencari kerja tetapi pencipta pekerjaan.

Pengembangan pola pikir pewirausaha bisa dilakukan melalui integrasi karakter entrepreneur ke dalam berbagai mata pelajaran. Pengembangan pola pikir dalam berbagai mata pelajaran dengan cara mengungkap fenomena,  hukum alam dan sosial yang dapat menjadi inspirasi untuk memahami bagaimana cara hidup optimis, tahan derita, sabar, disiplin, kreatif dan inovatif. Pola pikir ini harus terus di tanamkan pada peserta didik sesering mungkin sampai menjadi mindset dan menjadi dasar dalam menentukan sikap terhadap segala masalah dan kesulitan yang akan dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Skill adalah pengalaman kemampuan teknis yang harus dimiliki peserta didik agar mereka punya keterampilan hidup. Keterampilan teknis dalam mengaplikasikan berbagai macam aplikasi menjadi keniscayaan hidup saat ini. Ke depan semua perangkat hidup manusia akan banyak bersentuhan dengan teknologi informasi.  Kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan politik, tidak akan lepas dari bantuan teknologi informasi. Skill memanfaatkan teknologi informasi dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan harus menjadi kompetensi dasar setiap peserta didik.

Praktek adalah kegiatan nyata berkaitan dengan pembelajaran projek berkaitan dengan kewirausahaan dengan tujuan memberikan pemahaman dan pengalaman langsung mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pelaporan sebuah program kewirausahaan. Proyek pembentukan karakter entrepreneur yang sudah dilakukan seperti proyek Student Company, Vidoe Conference Training¸ Student Corp, dan Chanel TV sekolah, sebagai wadah untuk menampung segala gagasan dana pembentukan karakter peserta didik yang berkaitan dengan kewirausahaan. Walahu’alam.  

No comments:

Post a Comment

OTAK PEMBENTUK KARAKTER

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Prilaku seseorang dapat dipahami dari prilaku otak. Pembentukkan karakter seseorang dibentuk di otak. P...