OLEH: TOTO SUHARYA
Kekuatan bangsa Indonesia
ada di jumlah penduduk dan kekayaan alam yang melimpah. Kondisi alam ini
membuat bangsa Indonesia terkenal santai dan suka kenduri. Cara berpikir yang
imajinatif dipengaruhi agama dan tradisi menjadi suatu modal bahwa bangsa
Indonesia punya karakternya hidup tersendiri. Pendidikan untuk bangsa Indonesia
harus berkiblat pada budaya bangsa Indonesai sendiri, tidak bisa disamakan
dengan cara-cara hidup mereka yang tinggal di iklim sub tropis. Dunia ekonomi
yang cocok untuk dilakukan oleh orang Indonesia adalah menjadi private
investor, sebagai mana sudah dicontohkan oleh Lo Keng Hong.
Tugas dunia pendidikan
Indonesia adalah memperkenalkan dunia investasi sedini mungkin untuk
meningkatkan jumlah investor yang tidak mencapai 1% dari penduduk Indonesia.
Sedikitnya kita membutuhkan 30% dari penduduk Indonesia untuk menjadi investor
agar bangsa Indonesai memiliki kekuatan capital untuk mengolah sumber-sumber
daya alam yang dimiliki. Selama ini kekayaan Indonesia lebih banyak dinikmati
oleh asing. Kekayaan alam bangsa Indonesia tidak membuat hidup sejahtera bangsa
Indonesai karena selama ini, bangsa Indonesai hanya menjadi kuli-kuli rendahan
dengan menjadi pekerja di perusahaan-perusahan dalam maupun luar negeri.
Sebagaimana kita ketahui
jumlah kapital anggaran belanja negara yang ada lebih banyak kapital yang ada
di bursa saham. Menjadi investor saham harus menjadi gerakan seluruh bangsa
Indonesia. Dengan kondisi masyarkat Indonesai sebagai pekerja dan
pengusaha-pengusaha kecil, mereka harus dilatih untuk menabung kelebihan
uangnya dengan berinvestasi di pasar saham. Bangsa Indonesia bukan bangsa yang
tidak pandai mengelola uang, tetapi mereka belum mendapat pengetahuan yang cukup
bagaimana cara agar dana yang mereka miliki bisa ikut bekerja keras
mensejahterakan hidup mereka. Menjadi investor saham sangat cocok untuk kondisi
bangsa Indonesia sekarang yang mindsetnya menjadi pekerja. Menjadi pekerja
tidak terlalu salah karena setiap orang harus bisa menghidupi kehidupannya,
untuk melengkapi hidupnya sebagai pekerja, masyarakat Indonesia harus digiring untuk
menjadi investor agar kapital hasil kerjanya ikut berkerja meningkatkan
kualitas hidupnya.
Gerakan ini bisa dimulai
dari para pekerja pemerintah yang cenderung memiliki gaji tetap dan
penghasilannya tidak terganggu karena telah dijamin negara. Data Badan
Kepegawaian Negara (BKN) Indonesia, tahun 2021 tercatat ada 3.995.634 pegawai
negara, di tambah 50.553 jumlah pegawai dengan perjanjian kerja. Jumah ini
cukup signifikan untuk memasyarakatkan budaya investasi di bursa saham. Budaya
kredit harus diubah dengan budaya investasi. Program ini bisa disosiaisasikan
oleh pemerintah dengan memberikan pelatihan dan memperkenalkan sekuritas-sekuritas
legal agar para pekerja tidak tertipu dengan investasi-investasi bodong.
Untuk menyokong gerakan ini, dunia pendidikan di level SMK dan SMA, gaya hidup sebagai investor perlu diperkenalkan secara masif, melaui kegiatan pembelajaran di kelas dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Jumah siswa SMA negeri dan swasta tahun 2020/2021 tercatat dalam data statistik Kemdikbud sebanyak 5.009.059 dan jumlah siswa SMK negeri dan swasta sebanyak 5.224.276 siswa. Jika gerakan menjadi investor digerakkan mulai dari pegawai negara dan siswa-siswa SMA/SMK, setidaknya budaya investasi sudah bisa mencapai di atas 5% dari penduduk Indonesia. Mengajarkan masyarakat menjadi investor tentu bukan hal mudah, namun jika ingin menjadi bangsa besar kita butuh pelajaran-pelajaran sulit yang jelas arahnya. Pelajaran-pelajaran sulit akan mengubah bangsa Indonesai menjadi bangsa yang hebat. Bisa jadi budaya investasi akan mengikis budaya korupsi yang tidak mungkin akan hilang karena korupsi melekat dengan mental budaya masyarakat pekerja. Bisa jadi juga setelah budaya investasi menjadi bagian gaya hidup bangsa Indonesia, budaya demo yang dilakukan oleh buruh setiap tahun akan mereda. Budaya masyarakat investor tidak suka kegaduhan dan tidak suka peperangan. Masyarakat investor lebih suka suasana damai agar roda ekonomi berjalan normal sehingga menggairahkan untuk para investor dan mensejahterakan.
No comments:
Post a Comment