Saturday, March 5, 2022

MENDIDIK SISWA JADI INVESTOR

OLEH: TOTO SUHARYA

Kekuatan bangsa Indonesia ada di jumlah penduduk dan kekayaan alam yang melimpah. Kondisi alam ini membuat bangsa Indonesia terkenal santai dan suka kenduri. Cara berpikir yang imajinatif dipengaruhi agama dan tradisi menjadi suatu modal bahwa bangsa Indonesia punya karakternya hidup tersendiri. Pendidikan untuk bangsa Indonesia harus berkiblat pada budaya bangsa Indonesai sendiri, tidak bisa disamakan dengan cara-cara hidup mereka yang tinggal di iklim sub tropis. Dunia ekonomi yang cocok untuk dilakukan oleh orang Indonesia adalah menjadi private investor, sebagai mana sudah dicontohkan oleh Lo Keng Hong.

Tugas dunia pendidikan Indonesia adalah memperkenalkan dunia investasi sedini mungkin untuk meningkatkan jumlah investor yang tidak mencapai 1% dari penduduk Indonesia. Sedikitnya kita membutuhkan 30% dari penduduk Indonesia untuk menjadi investor agar bangsa Indonesai memiliki kekuatan capital untuk mengolah sumber-sumber daya alam yang dimiliki. Selama ini kekayaan Indonesia lebih banyak dinikmati oleh asing. Kekayaan alam bangsa Indonesia tidak membuat hidup sejahtera bangsa Indonesai karena selama ini, bangsa Indonesai hanya menjadi kuli-kuli rendahan dengan menjadi pekerja di perusahaan-perusahan dalam maupun luar negeri.

Sebagaimana kita ketahui jumlah kapital anggaran belanja negara yang ada lebih banyak kapital yang ada di bursa saham. Menjadi investor saham harus menjadi gerakan seluruh bangsa Indonesia. Dengan kondisi masyarkat Indonesai sebagai pekerja dan pengusaha-pengusaha kecil, mereka harus dilatih untuk menabung kelebihan uangnya dengan berinvestasi di pasar saham. Bangsa Indonesia bukan bangsa yang tidak pandai mengelola uang, tetapi mereka belum mendapat pengetahuan yang cukup bagaimana cara agar dana yang mereka miliki bisa ikut bekerja keras mensejahterakan hidup mereka. Menjadi investor saham sangat cocok untuk kondisi bangsa Indonesia sekarang yang mindsetnya menjadi pekerja. Menjadi pekerja tidak terlalu salah karena setiap orang harus bisa menghidupi kehidupannya, untuk melengkapi hidupnya sebagai pekerja, masyarakat Indonesia harus digiring untuk menjadi investor agar kapital hasil kerjanya ikut berkerja meningkatkan kualitas hidupnya.  

Gerakan ini bisa dimulai dari para pekerja pemerintah yang cenderung memiliki gaji tetap dan penghasilannya tidak terganggu karena telah dijamin negara. Data Badan Kepegawaian Negara (BKN) Indonesia, tahun 2021 tercatat ada 3.995.634 pegawai negara, di tambah 50.553 jumlah pegawai dengan perjanjian kerja. Jumah ini cukup signifikan untuk memasyarakatkan budaya investasi di bursa saham. Budaya kredit harus diubah dengan budaya investasi. Program ini bisa disosiaisasikan oleh pemerintah dengan memberikan pelatihan dan memperkenalkan sekuritas-sekuritas legal agar para pekerja tidak tertipu dengan investasi-investasi bodong.

Untuk menyokong gerakan ini, dunia pendidikan di level SMK dan SMA, gaya hidup sebagai investor perlu diperkenalkan secara masif, melaui kegiatan pembelajaran di kelas dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Jumah siswa SMA negeri dan swasta tahun 2020/2021 tercatat dalam data statistik Kemdikbud sebanyak 5.009.059 dan jumlah siswa SMK negeri dan swasta sebanyak 5.224.276 siswa. Jika gerakan menjadi investor digerakkan mulai dari pegawai negara dan siswa-siswa SMA/SMK, setidaknya budaya investasi sudah bisa mencapai di atas 5% dari penduduk Indonesia. Mengajarkan masyarakat menjadi investor tentu bukan hal mudah, namun jika ingin menjadi bangsa besar kita butuh pelajaran-pelajaran sulit yang jelas arahnya. Pelajaran-pelajaran sulit akan mengubah bangsa Indonesai menjadi bangsa yang hebat. Bisa jadi budaya investasi akan mengikis budaya korupsi yang tidak mungkin akan hilang karena korupsi melekat dengan mental budaya masyarakat pekerja. Bisa jadi juga setelah budaya investasi menjadi bagian gaya hidup bangsa Indonesia, budaya demo yang dilakukan oleh buruh setiap tahun akan mereda.  Budaya masyarakat investor tidak suka kegaduhan dan tidak suka peperangan. Masyarakat investor lebih suka suasana damai agar roda ekonomi berjalan normal sehingga menggairahkan untuk para investor dan mensejahterakan.

Masyarakat Indonesai sudah cukup memiliki keberanian untuk menjadi investor. Saat ini hanya tinggal menggeser mindset masyarakat dari budaya kredit ke budaya investasi di bursa saham. Di sekolah level SMA dan SMK yang rata-rata mereka banyaknya menjadi pekerja, budaya investasi harus terus diperkenalkan untuk mendampingi budaya menjadi pekerja yang sudah kadung melembaga di masyarakat Indonesia. Melalui sosialisasi budaya investasi saham di dunia pendidikan ke depan virus investasi saham akan terus menyebar dan menjadi gaya hidup bangsa Idnonesia, dan tidak menutup kemungkinan akan lahir pengusaha-pengusaha kelas internasional dari Indonesia. Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment

MENGAPA GURU HARUS TERHORMAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Untuk menghormati guru, di Jepang tidak ada hari guru. Kisah ini dibagikan oleh Pak Susila dari Banten ...