Saturday, March 5, 2022

REVOLUSI PENDIDIKAN

OLEH: TOTO SUHARYA

Melihat cara-cara pendidikan yang selama ini kita lakukan, tidak ada salahnya pendapat-pendapat dari para pengkritik bahwa “pendidikan memang bisa jadi penyebab kemiskinan”. Para pengkritik mengatakan dari sejarahnya sekolah didirikan bertujuan untuk membuat orang berkuasa tetap berkuasa. Sekolah hanya mengajarkan kepada orang-orang agar memiliki pemikiran sama, dan setelah itu mereka mudah dikendalikan. Sekolah mengajarkan bagaimana seseorang harus mengikuti langkah demi langkah yang telah mereka tentukan sehingga hidup seseorang seumur-umur mengikuti apa yang telah diperintahkan. Sekolah adalah penjajahan pikiran yang dilembagakan melalui lembaga formal. Sekolah terkadang menjadi tidak memerdekakan, tetapi sekolah mewariskan kebodohan turun-turun dan dilabel dengan surat tanda tamat belajar, sehingga belajarnya tamat.

Perkembangan teknologi informasi telah mengubah cara berpikir dunia. Cara berpikir linier mengikuti langkah-langkah formal tidak lagi menjanjikan dapat memuaskan tujuan hidup seseorang. Jika dulu sekolah mengajarkan siswa untuk menghidari risiko, sekarang siswa harus diajarkan untuk berani menghadapi risiko dengan banyak-banyak mencoba. Situasi berubah, melalui bantuan teknologi informasi modal hidup sekarang hanya tinggal berani mencoba, karena risiko besar yang dihadapi bukan lagi kehilangan aset tetapi kehilangan waktu untuk cepat melakukan perubahan. Semua orang didorong untuk melanjutkan ke perguruan tinggi kelas dunia, tetapi ada fakta kesuksesan bisa datang dari orang yang hanya kuliah di ruko.

Perkembangan teknologi informasi telah membuka pemikiran-pemikiran dan fakta-fakta baru, bahwa sekolah, kampus tidak menjadi sebab tunggal kesuksesan seseorang. Sekolah dan kampus selama ini tidak ubahnya seperti lembaga pembuat surat izin mengemudi hanya menjadi syarat adminsitratif seseorang untuk melakukan sesuatu memasuki dunia kerja formal. Sementara ada pekerjaan yang tidak membutuhkan syarat pendidikan formal yaitu menjadi pengusaha atau investor tidak serius diajarkan di lembaga pendidikan. Pendidikan kita yang meniru gaya negara-negara maju yaitu melahirkan masyarakat saintifk telah gagal, karena para saintis sampai saat ini tidak bisa menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Pendidikan yang bertujuan melahirkan saintis hanya cocok di negara-negara dengan sumberdaya alam yang miskin.

Masyarakat Indonesia yang sebagian besar memanfaatkan kecerdasan hidup inter dan antar personal, sangat tidak cocok jika orientasi pendidikannya melahirkan banyak saintis. Kemenangan bangsa Indonesia dalam sejarah penjajahan adalah juara diplomasi. Tokoh sukses Moehtar Kusumaatmadja adalah diplomat yang berhasil meyakinkan dunia tentang hukum laut. Bagaimanapun kita ketinggalan dalam hal teknologi dan sains, namun demikian tidak mesti kita harus fokus membuat seluruh warga negara menjadi saintis. Pendidikan kita harus fokus melahirkan para diplomat, entrepreneur, dan investor yang handal sesuai dengan takdir sejarah dan kondisi kekayaan alam Indonesia yang melimpah ruah. 

Cara berpikir linier kurang cocok untuk diajarkan di Indonesia. Rhenald Kasali menjelaskan pendekatan berpikir eksponensial adalah cara berpikir imajinatif, berpikir yang sangat dinamis seperti main ping pong. “Think make difference, it’s not just make better”, itulah cara berpikir eksponensial. Untuk melakukan perubahan, semuanya harus dari nol, dengan membuat perubahan radikal, radikal solution, radikal teknologi, radikal education. “Kita tidak mau melakukan hal-hal yang mudah, karena dengan melakukan hal-hal yang sulit sebuah bangsa akan berubah menjadi bangsa yang hebat” (John F. Kennedy). Perubahan dapat dilakukan dengan melakukan perubahan pada tujuan pendidikan dan cara-cara pembelajaran.

Tujuan pendidikan harus sesuai dengan kondisi alam, kecerdasan dominan, dan karakter masyarakat di dalamnya. Bangsa Indonesia dengan kondisi alam tropis, sangat percaya Tuhan, cenderung berkarakter tenang, santai dan imajinatif. Pendidikan yang cocok untuk masyarakat Indonesia harus dilatih menjadi entrepreneur di bidang investasi. Seperti yang dikatakan oleh Lo Kheng Hong, “ ketika kita sudah memiliki saham perusahaan hebat, yang terbaik adalah tidur, investor saham yang tidur bukan saja akan mendapatkan cuan yang besar, tidur juga bisa meningkatkan imunitas sehingga kita bisa terhindar dari covid 19”. Tidur di sini bukan pekerjaan malas tetapi sebuah kualitas hidup yang dapat dinikmati oleh orang-orang yang sudah bisa menjamin hidupnya dengan investasi yang dilakukannya. Tidur yang bisa menghadirkan imunintas adalah akibat dari pekerjaan yang dilakukannya memiliki harapan-harapan baik di masa mendatang. Inilah kualitas manusia Indonesia yang “malas” tetapi produktif dan harus diajarkan di sekolah-sekolah. Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment

JURUSAN REKAYASA INFORMASI

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Rekayasa informasi perlu jadi mata pelajaran di sekolah-sekolah. Sudut pandang, cara berpikir, persepsi...