Monday, May 2, 2022

Mengajar Al Quran dengan Pentigraf

 Oleh: Toto Suharya

Pentigraf adalah cerita pendek tiga paragraf. Diciptakan oleh Tengsoe Tjahjono dari Universitas Negeri Surabya (Unesa). Menarik sekali pentigraf sangat cocok untuk masyarakat Indonesia yang tidak bisa bertahan lama ketika membaca. Cerita-cerita pendek pas disajikan untuk masyarakat Indonesia. Melalui cerita-cerita pendek tiga paragraf pesan-pesan moral, sains, apa saja bisa disampaikan.

Pelajaran agama bisa memanfaatkan pentigraf untuk mengajarkan isi kandungan Al-Qur'an. Mengajarkan Al-Qur'an melalui pentigraf bisa jadi alternatif guru-guru untuk mengajarkan Al-Qur'an. Pentigraf bisa melatih siswa kreatif, dan menuntut guru-guru kreatif.

Pentigraf yang dikembangkan dari Al-Qur'an dapat membantu berbagai mata pelajaran sebagai pembelajaran menyenangkan, penuh pesan moral. Pentigraf juga bisa dikembangkan menjadi pembelajaran Higher Order Thingking Skills (HOTS).

Contoh pentigraf yang bisa dikembangkan menjadi pembelajaran HOTS dikembangkan dari surah Al 'Alaq. Ide cerita dalam surat Al Alaq dikemas menjadi sebuah cerita yang menutut siswa berpikir.

"Suatu hari dalam situasi pembelajaran, ada siswa bertanya, "mengapa Allah menyuruh manusia membaca?" Guru merespon, "pertanyaan bagus sekali, mari kita jawab bersama. Sekarang perhatikan semua, ketika tengah malam gelap ada yang mengetuk pintu rumah mu, apakah perasaan mu yang bakal muncul? Siswa menjawab, "saya takut pak". Siswa lain menjawab, "saya akan memeriksa siapa yang mengetuk pintu itu?" Guru kembali bertanya, "jika kamu tidak menemukan siapa yang mengetuk pintu itu, apa perasaan mu?" Siswa menjawab, "mungkin rasa takut saya akan muncul pak." Guru bertanya lagi, "lalu bagaiman jika yang ketuk pintu malam-malam itu saudara mu yang baru pulang dari luar kota, apakah kamu masih takut?" Siswa menjawab, "sudah pasti perasaan takut saya akan hilang". Guru menjelaskan, "nah itulah mengapa Allah menyuruh membaca". 

Ini ada kisah lagi yang bisa membantu kalian mengapa membaca itu penting. Dikisahkan ada dua orang dengan karakter berbeda, yang satu berkarakter baik, dan yang satu lagi berkarakter buruk. Orang yang berkarkater baik melarang kamu berbuat baik, dan orang yang berkarakter buruk juga melarang kamu berbuat baik. Jika kebaikan adalah perintah Allah, maka orang manakah yang akan kamu turuti? kemukakan alasan dari pendapat mu?   

Guru kemudian melanjutkan ceritanya, "Jika kamu berhasil menjawab pertanyaan di atas, berarti kamu bisa memahami mengapa Allah memerintahkan membaca". kata guru, "ingat anak-anak kebaikan itu adalah perintah Allah, dan segala keburukan adalah buatan manusia. Orang-orang yang berbuat keburukan akan mendapat balasan sesuai dengan apa yang diperbuatnya".

 Petigraf di atas ide atau gagasannya dikembangkan dari surat Al "Alaq. Pentigraf ini bisa diasjikan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, pendidikan moral, pendidikan agama, sosiologi, atau sejarah. Kisah dengan setting dialog sebuah kasus di atas dapat disajikan dalam pembelajaran yang melatih kemampuan siswa berpikir tingkat tinggi. 

Kunci agar siswa bisa menjawab pertanyaan dari cerita di atas adalah siswa harus membaca cerita tersebut dengan teliti, melakukan analisis, dan dialog dengan teman-temannya. Cerita kasus di atas dapat merangsang siswa untuk berpikir dan mencari tahu apa jawaban yang bisa dikemukakan.

Pentigraf bukan hanya bisa digunakan untuk melatih kemampuan siswa berpikir, tetapi melatih guru juga untuk berpikir menyusun materi ajar yang tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Menyusun pentigraf untuk kepentingan pembelajaran dengan tujuan melatih kemampuan berpikir siswa, secara tidak langsung menuntut guru-guru tidak sembarangan menyajikan materi kepada siswa.

Untuk saat itu, setiap materi ajar yang diajarkan kepada siswa harus mengandung tujuan melatih siswa berpikir tingkat tinggi. Melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah tuntutan zaman. Jadi kemampuan membaca menjadi mutlak bukan hanya diajarkan pada siswa, tetapi berlaku untuk guru, dan seluruh umat manusia.***

No comments:

Post a Comment

MENGAPA GURU HARUS TERHORMAT

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Untuk menghormati guru, di Jepang tidak ada hari guru. Kisah ini dibagikan oleh Pak Susila dari Banten ...