Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Para saintis membuat definisi tentang ilmu. Konsep ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan yang digali melalui metodologi penelitian. Jadi syarat pengetahuan menjadi ilmu adalah pengetahuan tersebut didapat setelah melalui proses penelitian dibuktikan melalui langkah-langkah metodologi penelitian.
Para sarjana dibekali dengan ilmu metodologi penelitian, agar para sarjana bisa mengembangkan ilmu secara mandiri. Para ilmunwan terus menguji keakuratan sebuah metodologi penelitian untuk menghasilkan ilmu yang memiliki kebenaran. Ukuran kebenaran ilmu yang digali melalui metodologi penelitian adalah kebenaran empiris atau material.
Menurut Prof. Fahmi Basya, syarat sebagai ilmu adalah tidak berubah. Pengetahuan yang sudah dikategorikan ilmu, sifatnya kekal. Untuk itu, ilmu yang dikembangkan oleh metode penelitian harus terus dilakukan pengujian. Oleh karena itu, kebenaran ilmu yang dikembangkan oleh metode penelitian bersifat relatif.
Berbeda dengan pengetahuan yang kita temukan di dalam Al Quran. Allah mengabarkan bahwa di dalam Al Quran ada ketetapan yang berlaku kekal sejak dahulu hingga sekarang. Dari konsep Al Quran, ilmu itu diturunkan dari Allah kepada manusia.
"Ketahuilah, sesungguhnya Al Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri?" (Hud, 11:14).
Manusia mendapatkan ilmu dari pengetahuan yang diturunkan Allah kepada para utusan melalui wahyu. Untuk itu, Allah telah memberi kemudahan kepada manusia tanpa harus melalui metodologi penelitian, manusia bisa menerima ilmu dengan tingkat kebenaran dan validitas tinggi.
Sekalipun manusia tidak dilarang mengembangkan metodologi penelitian, tetapi dilakukan untuk memperdalam pemahaman, memverifikasi, mengidentifikasi, gagasan-gagasan yang ditemukan di dalam Al Quran. Selayaknya Al Quran menjadi induk pengetahuan dari seluruh ilmu yang dikembangkan.
"Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Qur'an), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar." (An Nisaa, 4:162).
Prinsip ilmu paling dasar yang tidak berubah dari dulu hingga sekarang, dan ini ilmu wajib yang harus diajarkan dan dipahami dengan berbagai macam cara dan argumen adalah "tidak ada Tuhan selain Dia". Dengan mengenalkan Allah Yang Esa, maka seluruh umat manusia harus menjadi manusia-manusia berserah diri kepada segala ketetapan yang telah ditakdirkan Tuhan.
Manusia tidak bisa menciptakan apa-apa kecuali memanfaatkan seluruh fasilitas yang telah disediakan Allah. Angin, udara, air, uap, oksigen, tanah, api, semua sudah ada diciptakan Allah. Manusia hanya bisa menambah, mengurangi, membagi, dan mencampurnya mengikuti ukuran yang telah ditetapkan Allah.***
No comments:
Post a Comment