Oleh: Dr. Toto Suharya, S,Pd., M.Pd.
Diskusi ini penulis sajikan
bersumber pada paparan Gunggung Riyadi dalam webinar yang sisajikan di youtube.
Penulis kaji penjelasan beliau dan disintesakan dengan ilmu logika Tuhan.
Stres adalah acanaman terhadap
kondisi harmonis. Apakah stres dapat dihadapi dengan berpikir positif? Belum
tentu. Stres dapat menimbulkan kekebalan tubuh sangat tergantung pada sumber stress.
Stres ketika kita disuruh
presentasi di depan, berbeda ketika kita menghadapi stres ketika terjadi pandemi
Covid-19. Stres ketika menghadapi juri yang bersifat sementara, stres lebih
bisa dihadapi. Namun ketika sumber stres tidak bisa dikendalikan, maka yang muncul
pesimisme.
Namun demikian, kita harus
hati-hati dalam menempatkan optimisme, jangan sampai berlebihan. Dari hasil
sebuah penelitian, optimisme yang berlebihan menimbulkan kurang peduli pada
kondisi fisik atau kendisi nyata. Artinya ketika optimisme belebihan tindakan
kita menjadi tidak waspada, atau tidak hati-hati.
Contoh kasus, berdasarkan hasil penelitian, orang-orang yang merasa akan terdampak virus Covid-19 mereka lebih peduli untuk menjaga kesehatan, dengan rajin cuci tangan, mennjaga jarak, dan olah raga. Sebaliknya orang yang merasa tidak akan tertular Covid-19 mereka optimis tetapi mengabaikan Langkah-langkah preventif pada akhirnya tubuh sehingga kondisi kekebalan tubuhnya menurun.
Bagaimana hubungan stress dengan
sedekah? Dalam sebuah penelitian 1000 orang dewasa usia 39 sampai dengan usia
90 tahun, lalu dibandingkan dengan tingkat kematian di wilayah tersebut. Hasilnya
sebanyak 30% orang yang mengalami stres berat memiliki risiko kematian. Tetapi tidak
semua, orang yang lebih banyak melakukan aktivitas bantu orang (sedekah),
statsitik menunjukkan terjadi penurunan stres dan angka kematian 0 (nol).
Secara ilmiah sedekah atau
membantu orang akan menghasilkan hormon oxitocyn. Hormon ini berfungsi membangun
terhadap pertahanan terhadap kondisi stress. Untuk hidup sejahtera kita butuh
melakukan pengulangan berbuat baik (sedekah atau helping people) akan masuk
menjadi alam bawah sadar. Menurut para ahli neurologi pikiran sadar bekerja
hanya 1-5%, dan sisanya yang banyak bekerja adalah pikiran bawah sadar.
No comments:
Post a Comment