Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Saya sepakat dengan pola
pikir Timothy Ronald dengan pengajaran literasi finansial yang benar, Tingkat
kejahatan, seperti pencurian, korupsi, begal, perampokkan akan menurun. Logika
ini masuk akal.
Setiap orang ingin
menjadi orang kaya dengan aman. Semua orang ingin menjadi orang kaya dengan
hati dan pikiran tenang. Untuk, sesuatu yang illegal pada dasarnya semua orang
tidak ingin melakukannya. Namun karena ketidaktahuan cara bagaimana menjadi kaya
dengan aman, memdorong orang melakukan hal-hal illegal.
Kondisi Indonesia dengan tingkat kejahatan
dan korupsi tinggi, menjadi tanda bahwa literasi keuangan masyarakat Indonesia
sangat rendah. Laporan Bandan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 angka kejahatan
melonjak 55,77%. Selanjutnya data Transparency Internasional Indonesia
menybutkan indeks pesrsepsi korupsi di Indonesia pada tahun 2023 dari 180
negara Indonesia barada di posisi 115.
Masyarakat Indonesia pun tercatat sebagai masyarakat yang terbiasa dengan utang. Maraknya layanan pinjaman online menjadi tanda bahwa budaya bangsa Indonesia dimanfaatkan oleh pasar dengan menawarkan jasa utang. Sebuah berita media online, memberitakan bahwa 80% PNS dan PPPK terjerat utang dan sisa gajinya hanya ratusan ribu.
Tingkat kejahatan tinggi, indeks
persepsi korupsi rendah, dan budaya utang, menjadi tanda bahwa literasi
keuangan sangat penting diajarkan di sekolah. Sayangnya, literasi keuangan di
sekolah belum menjadi target pengajaran di setiap jenjang pendidikan.
Kehadiran Kurikulum Merdeka dengan
jargon merdeka belajar dan merdeka mengajar, seharusnya masalah-masalah sosial
yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia harus diselesaikan di dunia
pendidikan. Namun demikian, substansi pendidikan yang diajarkan di sekolah
kurang relevan dengan masalah-masalah sosial yang ada.
Antisipasi, terhadap masalah-masalah
sosial yang ada dilapanganm, yang dilakukan dunia pendidikan cenderung pada
pengajaran-pengajaran moral yang tidak dilengkapi dengan kemampuan teknikal
dalam mengantisifasinya, seperti pengajaran tentang literasi pengelolaan aset
dan instrumen investasi untuk meningkatkan jumlah kekayaan. Untuk itu dunia
pendidikan ikut menjadi faktor pendukung terjadinya kejahatan.**
No comments:
Post a Comment