Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Berat otak manusia sekitar 1,3 kg atau 2% dari berat badan. Otak tidak pernah berhenti bekerja sekalipun kita tidur. Otak membutuhkan 20% sari makanan dari makanan yang kita konsumsi. Semakin banyak berpikir semakin banyak kalori yang terbakar (Suyadi, 99:2020).
Orang yang bekerja secara fisik dan bekerja menggunakan otak lebih berat mana? Berdasar data di atas, bekerja menggunakan otak bisa jadi sangat melelahkan, karena menyerap 20% dari sari makanan yang kita konsumsi. Untuk para pekerja menggunakan otak perlu diperhatikan asupan makanan yang menunjang pada kinerja otak.
Di dalam otak ada dua sistem operasi. Pertama berkaitan dengan sistem operasi cepat, instingtual, dan tidak disadari. Sistem ini dikendalikan bagian otak kanan, di bagian limbik dan otak reptil. Kedua berkaitan dengan sistem lambat, bersifat analitis, dan sadar. Dikendalikan pada bagian otak kiri, di bagian otak neocortek (Suadu, 137:2018).
Berdasarkan fakta di atas, kecepatan berpikir ditentukan oleh kebiasaan seseorang. Orang-orang yang berpikir rasional cenderung "lambat" dalam mengambil keputusan. Rasionalitas menuntut seseorang untuk menyusun perencanaan dalam setiap pengembilan keputusan. Sebaliknya orang-orang yang cenderung menggunakan emosi, lebih "cepat" dalam mengambil keputusan.
Dalam proses pengambilan keputusan, setiap orang dipengaruhi oleh perbendaharaan pengetahuan di dalam hipocampus. Perbendaharaan pengetahuan yang tersimpan dalam memori bisa jadi menjadi faktor untuk mempercepat pengambilan keputusan. Para entrepreneur mereka cenderung punya kecepatan dalam mengambil keputusan, bukan karena tidak berpikir rasional.
Lambat atau cepat dalam mengambil keputusan tidak menunjukkan sebuah nilai baik atau buruk. Orang yang terbiasa mengambil keputusan dengan cepat menggunakan emosi, tidak berarti dia tidak menggunakan pengetahuan.
Proses pengambilan keputusan secara rasional diketahui 500 ms sejak pengetahuan (stimulus) itu diterima. Sedangkan sirkuit berpikir irasional diketahui 145 ms sejak pengetahuan (stimulus) di terima. (Suadu, 127:2018). Pengetahuan yang tersimpan di hipocampus akan di proses melalui dua jalan pikiran yaitu pikiran rasional dan irasional. Hasil keputusan yang dihasil sangat tergantung pada situasi, dan kebiasaan berpikir seseorang.
Selain faktor perbendaharaan pengetahuan, kecepatan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh keberanian menghadapi risiko. Keberanian mengambil risiko berkaitan dengan pebendaharaan pengetahuan yang dimiliki. Jadi cepat atau lambat mengambil keputusan berkaitan dengan stok pengetahuan dalam menghasilkan kesimpulan.
Kecepatan berpikir dalam menghasilkan keputusan adalah kerja kolaboratif antara hasil proses pengetahuan rasional dan irasional. Pada akhirnya orang-orang akan mengambil keputusan dengan keputusan irasional yang didorong oleh keberanian dalam mengambil risiko. Orang-orang yang berpikir cepat menggabungkan berpikir rasional dan irasional, terlihat orang itu memiliki karakter sabar.***
No comments:
Post a Comment