Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Pendidikan itu sederhana hanya mengurusi isi memori otak. Isi memori otak membawa dampak pada pola pikir, cara bicara, cara bertindak, dan prilaku seseorang. Kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh isi pengetahuan di memori otak.
Adiputri (2023) menjelaskan sistem pendidikan di Finlandia mengadopsi pemikiran Kereluik dkk. (2011/2013), Maynard (2019). Mereka berpendapat kerangka kerja pembelajaran abad ke-21 mencakup pengetahuan fundamental, meta pengetahuan, humanistik.
Pengetahuan fundamental terdiri dari tiga, yaitu pengetahuan ilmu-ilmu dasar, pengetahuan lintas ilmu, dan literasi digital. Pengetahuan fundamental digunakan untuk memahami (to know).
Meta pengetahuan digunakan untuk bertindak (to act). Meta pengetahuan meliputi kemampuan kolaborasi, berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, dan inovasi.
Meta pengetahuan berkaitan dengan pengetahuan tata cara berpikir kolaboratif, kreatif, memecahkan masalah, dan inovasi. Hal ini berkaitan dengan kemampuan menghasilkan pengetahuan dari pengetahuan.
Pengetahuan humanistik diperlukan untuk memaknai (to value). Pengetahuan humanistik mencakup keterampilan hidup/kerja, kesadaran etis/emosional, dan kompetensi kultural.
Pengetahuan humanistik berkaitan dengan kemampuan menemukan nilai-nilai hidup yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Jika kita perhatikan tiga konsep pengetahuan yang digunakan sistem pendidikan Finlandia, tidak beda dengan teori pendidikan terdahulu.
Teori pendidikan yang digunakan di Finlandia mengacu kepada tiga belahan otak, yaitu otak depan, tengah, dan belakang. Otak depan dikaitkan dengan Kognitif (to know). Otak tengah dikaitkan dengan Afektif (to value). Otak belakang dikaitkan dengan Psikomotor (to act).
Jika dikaitkan dengan taksonomi Bloom, pendidikan di Finlandia mulai mengajarkan pengetahuan dari level berpikir memahami, menerapkan, analisis, sistesis, dan evaluasi.
Dalam prakteknya, sebelum melaksanakan pengajaran guru harus melakukan riset tentang pengetahuan apa yang hendak dijadikan bahan ajar untuk siswa. Pengetahuan tersebut diajarkan secara bersamaan digunakan untuk to know, to act, dan to value.
Pendekatan yang digunakan untuk menerapkan tiga konsep pengetahuan di atas dengan problem solving. Sebelum mengajar guru harus melakukan riset mengacu pada kodrat alam, kodrat zaman, dan kodrat keadaan.
Kodrat alam berkaitan dengan potensi dan masalah lingkungan sekitar siswa, kodrat zaman berkaitan dengan jiwa zaman, trend, dan arah perubahan yang sedang terjadi di masyarakat. Kodrat keadaan, meliputi kondisi perkembangan psikologi siswa.
Kondisi saat ini, guru-guru harus jadi kurikulum hidup, guru mampu mendesain pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Guru-guru harus punya kepedulian tinggi pada lingkungan dan mengenali masalah yang sedang dan akan terjadi kemudian pada siswa.
Jadi, pengajaran bukan hanya menyampaikan pengetahuan-pengetahuan dasar struktur keilmuan, tapi pengetahuan dasar tersebut harus menjadi alat untuk memahami, (to know), mendorong siswa berpikir kritis, kreatif, inovatif, kolaboratif (to act), dan bermakna bagi kehidupan mereka di masyarakat (to value).***
No comments:
Post a Comment