Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Iman dan takwa merupakan kata yang sering bergandengan. Namun ketika kita mengatakan tingkatkan iman dan takwa, apa yang harus kita lakukan? Kebanyakan hanya jadi kata-kata puitis yang kurang berdampak pada kelakuan. Mengapa gejala ini terjadi?
Sudah lama saya amati dan renungkan, keberagamaan masyarakat kita pemahamannya kurang mendalam. Kesalahannya bukan pada ajaran agama, tapi pada kedalaman pemahaman ilmu agama. Pemahaman agama terlalu tekstual sehingga tidak mendorong umat beragama berpikir.
Dalam pandangan agama tekstual, penggunaan akal dalam memahami agama dianggap haram, padahal Allah di dalam Al Quran banyak memerintahkan manusia berpikir. Ciri dari orang beragama sebenarnya dia ahli pikir.
Akibat pemahaman agama terlalu tekstual dan dominasi guru terlalu kuat, berabad-abad umat beragama tidal melahirkan guru-guru hebat. Hingga sekarang, rujukan pengajaran agama adalah guru-guru yang sudah meninggal ratusan tahun lalu sementara masyarakat terus berubah.
Iman dan takwa kebanyakan dipahami sebatas kalimat pembuka saat ceramah, makna dan implementasinya jalan ditempat. Konsep iman dan takwa seharusnya dibedah, ditelaah, hingga ditemukan sebuah kriteria dalam mengimplementasikannya.
Salah satu konsep iman dan takwa yang dapat kita pahami secara impelentatif dapat kita temukan dalam Al Quran. Iman dan takwa adalah pondasi keyakinan hati kita kepada Allah. Lalu yang harus kita tingkatkan apanya?
Coba kita gali dari Al Quran, apa saja ciri dari prilaku orang beriman dan bertakwa? Di dalam Al Quran dijelaskan;
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Hasyr, 59:18).
Tanda orang beriman dan bertakwa adalah selalu berpikir visioner. Setiap perbuatan yang dilakukan orang beriman dan bertakwa harus berorientasi pada masa depan. Pola pikir ini dimiliki orang-orang hebat di seluruh dunia.
Orang beriman dan bertakwa merupakan representasi dari orang-orang berpendidikan. Perbedaan orang berpendidikan dan tidak berpendidikan terlihat dalam tindakannya. Tindakan orang berpendidikan yaitu selalu berpikir ke masa depan.
No comments:
Post a Comment