Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Semua penganut agama percaya, kita semua adalah anak-anak Adam. Di dalam kisah Al Quran, Adam adalah makhluk mulia dihadapan Tuhan.
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Al Israa', 17:70).
Adam memiliki kelebihan dari makhluk-makhluk lain. Kelebihan bukan dimiliki Yahudi, Nasrani, Majusi, atau Muslim, tapi semua manusia anak-anak Adam telah diberi kelebihan oleh Allah.
Kelebihan anak-anak Adam tidak dibendingkan dengan anak-anak Adam yang lain, tetapi dari makhluk-makhluk lain yang telah ddiciptakan Allah. Jadi sesama anak-anak Adam tidak ada diskriminasi secara fisik, kecerdasan, dan keterampilan.
Apa kelebihan Adam dari makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lain? Adam adalah makhluk dengan level kemampuan lebih tinggi dari Iblis dan Malaikat. Kelebihan Adam bukan terletak pada kemampuan menciptakan sains dan teknologi semata.
Adam adalah akal yang cerdas. Kecerdasan akal budi Adam mampu menangkap dan mengolah informasi dari Tuhan. Malaikat makhluk yang selalu taat pada Tuhan. Iblis makhluk yang selalu menolak perintah Tuhan. Kecerdasan Adam secara kognitif mampu mengkoding data, memilah, memberi makna, mensintesa, menjaga keseimbangan, dan menjaga harmonisasi kehidupan.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" (Al Baqarah, 2:31).
Di sisi lain Adam adalah karakter atau akhlak yang cerdas. Kecerdasan karakter Adam tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk lain. Kisah terusirnya Adam dari surga sesungguhnya mengandung pengajaran untuk anak-anak Adam.
Adam bukan pembawa atau penyebab dosa seluruh umat manusia. Adam makhluk mulia menjadi pemeran drama sebagai sajian kisah pelajaran untuk manusia. Pengajaran penting yang ingin disampaikan dari kisah Adam adalah karakter Adam yang mulia.
Karakter Adam yang mulia dikabarkan di dalam Al Quran. "Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". (Al A'raaf, 7:23).
Karakter mulia dari Adam adalah tidak menimpakan kesalahan pada orang lain. Adam menanggung sendiri kesalahan yang dilakukannya sekalipun ada peran setan yang menggodanya. Inilah sepenggal kisah Adam yang kelak kejadian ini akan menimpa kepada anak-anak Adam.
Dari kisah ini, pengajaran untuk anak-anak Adam terbagi menjadi dua dimensi yaitu sains teknologi dan karakter. Sumber utama ilmu pengetahuan yang dikembangkan anak-anak Adam adalah wahyu Tuhan. Sumber yang masih otentik terverifikasi dari berbagai sudut kajian ilmu hingga sekarang adalah Al Quran.
Sebagai sumber ilmu pengetahuan Al Quran terbagi menjadi dua yaitu Al Quran dalam bentuk teks dan alam raya. Sains teknologi tanpa karakter buta, dan karakter tanpa sains teknologi lumpuh.***
No comments:
Post a Comment