Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Fenomena pengajaran di sekolah saat ini, pengetahuan diajarkan tidak sampai ke hilir. Pengetahuan yang diajarkan di sekolah berhenti di hulu. Pengajaran matematika, ilmu alam, ilmu sosial, hanya mengajarkan teori-teori yang ada dalam ilmu-ilmu tersebut.
Ilmu-ilmu yang diajarkan di sekolah, melatih anak-anak berpikir tetapi tidak mampu menyelesaikan masalah. Ilmu-ilmu yang diajarkan di sekolah, berhasil membuat anak-anak punya kecerdasan intelektual, tapi hanya sekedar di atas kertas.
Ilmu-ilmu yang diajarkan di sekolah telah berhasil mengantarkan anak-anak masuk perguruan tinggi terbaik, tetapi mereka tidak bisa hidup mandiri. Biaya kuliah, makan, minum, mereka masih cenderung tergantung pada orang lain.
Ilmu-ilmu yang diajarkan di sekolah seperti pengajaran shalat yang hanya memberi tahu bagaimana tata cara ritual shalat yang baik, tetapi tidak mengerti bagaimana shalat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hilirisasi pengetahuan adalah upaya mengajarkan ilmu tidak hanya di tataran teoritis keilmuan, tetapi harus menjadi pedoman dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana shalat bukan sebatas gerakan ritual yang benar sesuai contoh Nabi Muhammad, tetapi harus menjadi dorongan bagi setiap orang untuk menjadi manusia-manusia berakhlak baik.
Hilirisasi pengetahuan merupakan upaya pendidikan mengajarkan ilmu untuk menjadikan anak-anak bisa hidup mandiri sejak di sekolah, bukan setelah lulus. Ilmu-ilmu yang diajarkan harus menjadi keterampilan hidup agar anak-anak bisa mandiri sedini mungkin.
Hilirisasi pengetahuan seperti mengajarkan agama kepada manusia agar mereka menjadi makhluk berakhlak baik, bukan pemuja Tuhan dalam ritual-ritual.
Pendidikan tanpa hilirisasi pengetahuan memiskinkan dan membuat masyarakat korup, yaitu pendidikan yang mengajarkan anak-anak mampu mengerjakan soal-soal dalam ritual ujian, lomba-lomba, mereka meraih bahagia tetapi mereka lupa kehidupan nyata.
Di era informasi, pengajaran bukan lagi sekedar mengisi waktu luang sebelum anak-anak dewasa, tapi melatih anak-anak berprilaku dewasa sejak dini. Kedewasaan bukan bertambahnya umur dan fisik membesar, tapi dilihat dari kelakuan. Kedewasaan yang harus diajarkan sejak dini adalah berani hidup mandiri di atas kaki dan tangan sendiri.***