Sunday, April 6, 2025

PELAJARAN PERSIAPAN MENIKAH

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. 

"Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?" (An Nahl, 16:72).

Berdasarkan infnormasi Al Quran, saya berpendapat pernikahan ada kaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Fenomena tidak menikah selalu ada dalam kehidupan masyarakat. Namun kali ini, begitu sering menemukan laki-laki atau perempuan belum menikah dengan usia antar 25 hingga 45 tahun lebih. 

Ada keyakinan beragama bahwa jodoh ditangan Tuhan. Ada yang mengartikan bahwa dapat jodoh dan tidak dapat jodoh sangat diatur oleh Tuhan. Inilah cara pandang orang-orang jabariah yang menyerahkan semuanya kepada Tuhan.  Pandangan ini, kadang dijadikan alasan seseorang untuk membenarkan kondisi yang dialaminya.

Di negara-negara maju alasan tidak memilih menikah disebabkan tingginya beban ekonomi yang kelak di tanggung. Kondisi ini telah mendorong munculnya gaya hidup tidak menikah, di dukung oleh budaya kohabitasi yaitu hidup bersama untuk sementara tanpa pernikahan. 

Pernikahan ada kaitan dengan produktivitas ekonomi. Bisa berbahaya jika banyak orang memilih tidak menikah. Negara-negara maju mengalami penurunan jumlah penduduk karena warga negaranya memilih tidak menikah. Belum ada penelitian apakah jumlah warga negara menikah dan tidak menikah bisa berdampak pada ekonomi negara?

Laporan North Central Sociological Association tahun 1997, mengungkap partisipasi yang konsisten dalam pernikahan dapat menghasilkan kekayaan yang lebih tinggi. Sebaliknya orang yang tidak menikah terus menerus punya kecenderungan mengumpulkan jumlah kekayaan yang lebih rendah pada kurun usia dewasa mereka. (Stanley, 2001).

Laporan Stanley, 92% dari keluarga miliarder di Amerika terdiri atas pasangan menikah. Perceraian berpengaruh pada ekonomi seseorang. Pernikahan secara legal membawa fitur-fitur mendukung tumbuhnya ekonomi. Dalam pernikahan ada pembagian kerja dan tidak ditemukan dalam keluarga lajang. Ada korelasi positif antara durasi menikah dengan tingkat kekayaan berlaku pada semua kelompok pendidikan dan penghasilan di Amerika.

Hasil-hasil riset ini sedikitnya telah membuktikan bahwa menikah ada kaitan dengan ekonomi. Membantu para wanita dan laki-laki lajang merupakan upaya meningkatkan produktivitas ekonomi. Dunia pendidikan seharusnya memasukkan materi pernikahan lebih serius dengan pemahaman-pemahaman positif untuk kehidupan masyarakat yang lebih senjahtera.

Merencanakan pernikahan menjadi hal penting. Secara emosional pernikahan langgeng secara karakter mereka cenderung tidak egois, penyayang, pemaaf, sabar, pengertian, disiplin, dan baik hati. Sangat bagus jika pasangan punya aktivitas, pendapat, dan visi yang sama dalam membangun rumah tangga.***



PELAJARAN PERSIAPAN MENIKAH

Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.  "Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-...