Oleh: Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd.
Salah satu kekurangan pengajaran agama dalah kurang makna. Pemahaman agama diajarkan turun temurun dijaga oleh guru-guru secara ketat. Pemaknaan ajaran agama dikendalikan dengan ketat tanpa memperhatikan ruang dan waktu.
Niatnya membentengi ajaran agama dari penyimpangan-penyimpangan pemahaman, namun karena ikatan bentengnya terlalu mengikat, akhirnya penganut agama menjadi tidak bisa beradaftasi dengan zaman. Agama diajarkan terlalu ritual.
Pengajaran agama menjadi sempit sebagai pengajaran memahami ritual-ritual keagamaan secara teknis. Agama tidak membimbing umat manusia berpikir kritis, berwawasan ke depan, mampu kelola harta dengan baik, memanfaatkan kekayaan alam untuk kesejahteraan alam, dan melahirkan manusia-manusia bermanfaat bagi umat manusia.
Tampilan manusia-manusia beragama terlalu kaku dengan aksesoris pakaian. Tampilan manusia beragama menyempit menjadi pemimpin acara-acara ritual agama, sedikit menjadi penyelesai masalah-masalah sosial akut seperti kemiskinan, pencemaran lingkungan, konflik sosial, dan dampak negatif perubahan teknologi.
Pengajaran agama butuh kekayaan makna dari berbagai sudut pandang untuk bisa menyelesaikan berbagai permasalahan hidup yang dihadapi manusia. Inti ajaran agama adalah membimbing manusia tetap beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan hari akhir dalam segala kondisi.
Seorang guru, petani, pedagang, pegawai, teknokrat, pejabat, semua harus bermanfaat bagi umat manusia sebagai wujud pengabdian pada Tuhan. Penganut agama yang baik adalah manusia-manusia berakhlak baik, pemelihara, penyantun, penyayang, dan pencipta situasi damai dimanapun berada.
Pengajar agama tidak dilihat dari latarbelakang pendidikan, semua lulusan pendidikan punya tanggung jawab sebagai pengajar agama, karena seluruh kehidupan di dunia merupakan misi umat beragama. Dasarnya penciptaan manusia untuk mengabdi kepada Tuhan.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz Dzaariyat, 51:56).
Agama punya makna luas bukan sebatas ajaran ritual, tetapi meliputi seluruh sisi kehidupan umat manusia. Profesi manusia berbeda-beda, dan seluruh profesi, pekerjaan, harus punya misi agama yaitu menjadi manusia-manusia pengabdi pada Tuhan dan mencitrakan diri memiliki sifat-sifat Tuhan.**
No comments:
Post a Comment